Bercerai, Diduga Anak Jadi Pelampiasan Sang Ayah
https://www.metromini.info/2017/04/bercerai-diduga-anak-jadi-pelampiasan.html
Anak TT yang diduga disiksa oleh mantan suaminya, di upload oleh salah seorang teman ibunya. Facebook/Niniez Apriyanto Soegiharto |
KOTA BIMA - Seorang anak laki-laki yang kini lepas dari genggaman ibunya, TT (29) warga Kelurahan Tanjung, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima diduga menjadi pelampiasan kekerasan dan kebrutalan mantan suaminya yang merupakan warga di Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima.
Curhatan sang Ibu, lewat ponselnya kepada Redaksi Metromini menceritakan, dirinya yang baru saja datang dari luar daerah mengetahui kabar anaknya yang kini duduk di bangku sekolah dasar masih dan kian mendapat perlakuan kasar dan kejam dari suaminya.
"Saya pernah melaporkan kasus kekerasan yang dialami anak saya di Polsek Rasanae Barat. Namun, kasus itu tak pernah diproses sebagaimana mestinya. Laporan itu dulu dan sekarang tidak ada kelanjutannya. Dan parahnya lagi, kemarin (Senin, 17/4/2017) kekerasan yang dirasakan anak saya kian bertambah parah. Semua badan anak saya dari cerita para tetangga penuh dengan luka lebam di sekujur tubuhnya," kata dia dengan nada sedihnya.
Diakuinya, dia dan suaminya sudah berpisah sekitar satu tahun yang lalu. Usia dengan suaminya cukup terpaut jauh ada sekitar 10 tahun jaraknya.
Menurutnya, kekesalan mantan suaminya itu yang dilampiaskan kepada anaknya, lantaran karena berharap ingin kembali kepada saya dan juga sudah terjebak dalam dunia kelam," ungkap dia.
"Mantan suami saya itu sangat kasar. Saya tidak ingin kembali ke dia. Sebagai pelampiasannya anak saya sering dipukul dan dianiaya. Dan saat ini mereka berdua saya pun tak tahu ke mana rimbanya," katanya lagi.
Sementara itu, pemilik akun Facebook Niniez Apriyanto Soegiharto yang mengunggah foto anak TT dengan penuh lebam menuliskan di statusnya.
"Bantuin temen sy yg punya Anak ini. Jika ada yg peduli tolong di bantu, klo bs lindungi anak ini. Gak tega liat dan denger cerita dr ibu nya (Teman sy). Babak belur di pukuli oleh ayahnya sndri, di laporkan kepolisi tp tanggapannya lelet. Ibu nya mencari nafkah di kota orang. Tidak bisa berbuat banyak. Jika ada yg peduli tolong laporkan dan di bantu," tulis dia.
Dia pun menambahkan di statusnya itu dengan tulisan bernada harapan agar para jurnalis maupun pihak yang peduli agar bisa memberikan solidaritas atas dugaan kekerasan yang dirasakan oleh putera temannya itu.
Untuk tman2 yg profesi sbg wartawan dan media kabar bahkan yg aparat mohon perhatikan klo bs dliput biar anak ini bs menikmati dunia nya. Tidak dsekolahkan oleh ayah nya, di kucilkan dan sllu kena pukulan dan siksaan.Cuma bisa ngelus dada liatnya, seandainya posisi sy ada di bima, mungkin tak bantu anak ini. Sampe kepalanya bocor krn hantaman parang," urai Niniez belum lama ini diberanda Facebook miliknya, Selasa, 18 April 2017.
Di sisi lain, baik mantan suami TT dan pihak Polsek Rasanae Barat atas pernyataan TT terkait laporannya yang terkesan 'macet' saat TT melaporkan dugaan kekerasan yang dilakukan mantan suaminya terhadap anaknya (RED)
Curhatan sang Ibu, lewat ponselnya kepada Redaksi Metromini menceritakan, dirinya yang baru saja datang dari luar daerah mengetahui kabar anaknya yang kini duduk di bangku sekolah dasar masih dan kian mendapat perlakuan kasar dan kejam dari suaminya.
"Saya pernah melaporkan kasus kekerasan yang dialami anak saya di Polsek Rasanae Barat. Namun, kasus itu tak pernah diproses sebagaimana mestinya. Laporan itu dulu dan sekarang tidak ada kelanjutannya. Dan parahnya lagi, kemarin (Senin, 17/4/2017) kekerasan yang dirasakan anak saya kian bertambah parah. Semua badan anak saya dari cerita para tetangga penuh dengan luka lebam di sekujur tubuhnya," kata dia dengan nada sedihnya.
Diakuinya, dia dan suaminya sudah berpisah sekitar satu tahun yang lalu. Usia dengan suaminya cukup terpaut jauh ada sekitar 10 tahun jaraknya.
Menurutnya, kekesalan mantan suaminya itu yang dilampiaskan kepada anaknya, lantaran karena berharap ingin kembali kepada saya dan juga sudah terjebak dalam dunia kelam," ungkap dia.
"Mantan suami saya itu sangat kasar. Saya tidak ingin kembali ke dia. Sebagai pelampiasannya anak saya sering dipukul dan dianiaya. Dan saat ini mereka berdua saya pun tak tahu ke mana rimbanya," katanya lagi.
Sementara itu, pemilik akun Facebook Niniez Apriyanto Soegiharto yang mengunggah foto anak TT dengan penuh lebam menuliskan di statusnya.
"Bantuin temen sy yg punya Anak ini. Jika ada yg peduli tolong di bantu, klo bs lindungi anak ini. Gak tega liat dan denger cerita dr ibu nya (Teman sy). Babak belur di pukuli oleh ayahnya sndri, di laporkan kepolisi tp tanggapannya lelet. Ibu nya mencari nafkah di kota orang. Tidak bisa berbuat banyak. Jika ada yg peduli tolong laporkan dan di bantu," tulis dia.
Dia pun menambahkan di statusnya itu dengan tulisan bernada harapan agar para jurnalis maupun pihak yang peduli agar bisa memberikan solidaritas atas dugaan kekerasan yang dirasakan oleh putera temannya itu.
Untuk tman2 yg profesi sbg wartawan dan media kabar bahkan yg aparat mohon perhatikan klo bs dliput biar anak ini bs menikmati dunia nya. Tidak dsekolahkan oleh ayah nya, di kucilkan dan sllu kena pukulan dan siksaan.Cuma bisa ngelus dada liatnya, seandainya posisi sy ada di bima, mungkin tak bantu anak ini. Sampe kepalanya bocor krn hantaman parang," urai Niniez belum lama ini diberanda Facebook miliknya, Selasa, 18 April 2017.
Di sisi lain, baik mantan suami TT dan pihak Polsek Rasanae Barat atas pernyataan TT terkait laporannya yang terkesan 'macet' saat TT melaporkan dugaan kekerasan yang dilakukan mantan suaminya terhadap anaknya (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.