Satpol PP 'Cantik' Redam Massa HMI
https://www.metromini.info/2017/03/satpol-pp-redam-massa-hmi.html
Massa HMI saat berdemonstrasi di depan kantor DPRD Kabupaten Bima. METROMINI/Amirulmukminin |
KABUPATEN BIMA – Hubungan Massa aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Taman Siswa dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memanas. Hal itu terlihat ketika terjadi aksi saling dorong antara keduanya saat demonstrasi di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima, Rabu (22/3/2017).
Baca juga:
Massa aksi yang mencoba memaksa untuk bertemu dengan Bupati Bima mendapat perlawanan dari anggota Satpol PP yang berjaga. Rupanya, hal itu tidak diterima oleh mahasiswa.
“Massa aksi jangan mundur. Tetap bentuk barisan,” perintah Zulfikar, Koordinator Aksi.
Aksi tegang hanya terjadi beberapa menit saja. Massa aksi dan Satpol PP masing-masing mempertahankan barisan. Suasana kembali tenang, setelah beberapa diantara mereka mencoba menarik mundur anggota masing-masing.
Suasana panas itu kembali terjadi setelah massa kembali berorasi. Hanya saja tidak setegang yang pertama. Sebab, Satpol PP Wanita dipasang pada barisan pertama untuk menghalau massa.
Dalam aksi itu, pasukan Hijau Hitam itu menuntut tata kelola pembangunan desa. Dalam pernyataan sikapnya, mereka menuntut tiga hal.
Adapun tuntutannya yaitu, meminta DPMDes bertanggungjawab atas tidak efektifnya pembangunan desa, tidak transparansi dalam pembangunan desa, dan meminta Bupati Bima mengaudit anggaran pembangunan desa Tahun 2016. (RED)
Baca juga:
- Demonstrasi LKPJ Bupati di Paripurna, HMI Demo di Depan Kantor Dewan
- Bupati Terlambat, Rapat LKPJ 2016 Diskors
- Tidak Dihargai Mahasiswa, Kapolres 'Ngambek'
Massa aksi yang mencoba memaksa untuk bertemu dengan Bupati Bima mendapat perlawanan dari anggota Satpol PP yang berjaga. Rupanya, hal itu tidak diterima oleh mahasiswa.
“Massa aksi jangan mundur. Tetap bentuk barisan,” perintah Zulfikar, Koordinator Aksi.
Aksi tegang hanya terjadi beberapa menit saja. Massa aksi dan Satpol PP masing-masing mempertahankan barisan. Suasana kembali tenang, setelah beberapa diantara mereka mencoba menarik mundur anggota masing-masing.
Suasana panas itu kembali terjadi setelah massa kembali berorasi. Hanya saja tidak setegang yang pertama. Sebab, Satpol PP Wanita dipasang pada barisan pertama untuk menghalau massa.
Dalam aksi itu, pasukan Hijau Hitam itu menuntut tata kelola pembangunan desa. Dalam pernyataan sikapnya, mereka menuntut tiga hal.
Adapun tuntutannya yaitu, meminta DPMDes bertanggungjawab atas tidak efektifnya pembangunan desa, tidak transparansi dalam pembangunan desa, dan meminta Bupati Bima mengaudit anggaran pembangunan desa Tahun 2016. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.