Dispar: Silahkan Saja Diboikot Event Trabas Tambora
https://www.metromini.info/2017/03/dispar-silahkan-saja-diboikot-event.html
KABUPATEN BIMA - Pihak Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bima, dalam hal menanggapi pemberitaan soal nada yang terkesan ingin memboikot acara trabas akhirnya mengklarifikasi.
Baca: Event Trabas, Ulah Dispar Kecewakan Pemuda di Sanggar
Ditemui di kantornya namun tak ada seorang pejabat, akhirnya setelah Reporter Metromini melempar link berita dengan judul 'Event Trabas, Ulah Dispar Kecewakan Pemuda di Sanggar' di beranda Facebook salah seorang staf di Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Handayani Nur Shafiya, akhirnya, pihak Dispar angkat bicara.
Kepala Bidang Pemasaran, Haris via ponsel Shafiya menjelaskan, kegiatan trabas ini bermula dengan adanya usulan dari pemuda di Kecamatan Sanggar di tahun 2016 lalu. Dia pun mengaku, saat kedatangan pemuda asal Sanggar, kata dia, sebenarnya pembahasan anggaran untuk dikelola pemuda setempat sudah disepakati.
Saat itu, pihaknya menanyakan kebutuhan dan keperluan bagi pemuda sanggar seperti jumlah peserta, kebutuhan makan dari jumlah peserta dan juga kebutuhan panggung.
"Sebenarnya hal ini sudah dibahas dengan pemuda yang hadir di kantor beberapa waktu lalu. Kami juga sudah mengecek ke lokasi jalur. Saat pertemuan kami minta pengajuan kebutuhan anggaran pemuda di Sanggar," ungkap dia, Jum'at, 31 Marer 2017.
Baca: Festival Pesona Tambora 2017, Terancam Diboikot
Dijelaskannya, anggaran trabas ini dalam pos Dispar hanya dialokasikan Rp12 juta. Ada juga item lain yang nilai anggarannya Rp19 juta.
"Kami dalam mengalokasikan anggaran tentu berdasarkan prosedur keuangan yang ada. Untuk keuangannya di kegiatan trabas belum dicairkan dari Bagian Keuangan setda Kabupaten Bima," tandasnya.
Diakuinya juga, saat seorang pemuda berinisial A (asal Sanggar, Red), yang meminta pembersihan anggaran pembersihan jalur, pihaknya memberikan anggaran Rp750.000
"Kami gunakan uang di luar dulu saat si A meminta anggaran pembersihan jalur. Saya kasih Rp750.000. Kok beda lagi keterangan mereka di media soal ini," ujarnya.
Sementara itu, seorang staf di Dispar Kabupaten Bima, Shafiya yang sempat diwawancara Reporter Metromini, mengaku, tidak ada masalah jika ingin diboikot acara itu.
"Benar, nda masalah kalau pemuda sanggar memboikot acara itu," tanya Reporter Metromini.
"Silahkan saja, itu juga kata kabid kami," tutup pemilik akun Facebook Handayani Nur Shafiya itu. (RED)
Baca juga:
Baca: Event Trabas, Ulah Dispar Kecewakan Pemuda di Sanggar
Ditemui di kantornya namun tak ada seorang pejabat, akhirnya setelah Reporter Metromini melempar link berita dengan judul 'Event Trabas, Ulah Dispar Kecewakan Pemuda di Sanggar' di beranda Facebook salah seorang staf di Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Handayani Nur Shafiya, akhirnya, pihak Dispar angkat bicara.
Kepala Bidang Pemasaran, Haris via ponsel Shafiya menjelaskan, kegiatan trabas ini bermula dengan adanya usulan dari pemuda di Kecamatan Sanggar di tahun 2016 lalu. Dia pun mengaku, saat kedatangan pemuda asal Sanggar, kata dia, sebenarnya pembahasan anggaran untuk dikelola pemuda setempat sudah disepakati.
Saat itu, pihaknya menanyakan kebutuhan dan keperluan bagi pemuda sanggar seperti jumlah peserta, kebutuhan makan dari jumlah peserta dan juga kebutuhan panggung.
"Sebenarnya hal ini sudah dibahas dengan pemuda yang hadir di kantor beberapa waktu lalu. Kami juga sudah mengecek ke lokasi jalur. Saat pertemuan kami minta pengajuan kebutuhan anggaran pemuda di Sanggar," ungkap dia, Jum'at, 31 Marer 2017.
Baca: Festival Pesona Tambora 2017, Terancam Diboikot
Dijelaskannya, anggaran trabas ini dalam pos Dispar hanya dialokasikan Rp12 juta. Ada juga item lain yang nilai anggarannya Rp19 juta.
"Kami dalam mengalokasikan anggaran tentu berdasarkan prosedur keuangan yang ada. Untuk keuangannya di kegiatan trabas belum dicairkan dari Bagian Keuangan setda Kabupaten Bima," tandasnya.
Diakuinya juga, saat seorang pemuda berinisial A (asal Sanggar, Red), yang meminta pembersihan anggaran pembersihan jalur, pihaknya memberikan anggaran Rp750.000
"Kami gunakan uang di luar dulu saat si A meminta anggaran pembersihan jalur. Saya kasih Rp750.000. Kok beda lagi keterangan mereka di media soal ini," ujarnya.
Sementara itu, seorang staf di Dispar Kabupaten Bima, Shafiya yang sempat diwawancara Reporter Metromini, mengaku, tidak ada masalah jika ingin diboikot acara itu.
"Benar, nda masalah kalau pemuda sanggar memboikot acara itu," tanya Reporter Metromini.
"Silahkan saja, itu juga kata kabid kami," tutup pemilik akun Facebook Handayani Nur Shafiya itu. (RED)
Baca juga:
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.