Ada Ular Sanca Setiap Banjir Melanda Kota
https://www.metromini.info/2017/03/ada-ular-sanca-setiap-banjir-melanda.html
Ular sanca ditemukan di sekitar jembatan padolo, Kelurahan Dara, kemarin. FACEBOOK/Can |
KOTA BIMA - Populasi hewan jenis ular sanca yang dalam bahasa bima dikenal dengan sebutan kemau menghebohkan warga Kota Bima. Beberapa pandangan memprediksi kehadiran ular sanca yang berdiamater 4 hingga 5 meter dengan bobot fisik yang besar, lantaran terbawa arus banjir.
Kendati belum diketahui korban atas keberadaan ular-ular ini, namun beberapa warga yang telah mengetahui kehadirannya yang ditemukan dibeberapa titik dan jumlahnya yang sudah puluhan tentu mengkuatirkan kehidupan yang ada.
Ardiansyah, warga Kota Bima mengatakan, pada saat banjir pertama dan kedua, tanggal 21 dan 23 Desember 2016, saat dirinya memberikan bantuan kepada satu keturunan warga yang buta di Kelurahan Penatoi. Seorang pawang ular yang bernama Boa, sedang bermain dengan ular sanca. Dia bertanya, dari mana ular itu?
"Saya dapat di sungai Penatoi barusan, jawab Boa. Dan Boa pun mengaku sudah menemukan lebih dari 20 ular sanca pasca banjir kemarin," kata dia mengulang cerita Boa, Rabu, 29 Maret 2017.
Dia menambahkan, dari beberapa keterangan pawang ular yang diterimanya. Kata dia, ular-ular ini jelas dibawa arus banjir. Populasi kehidupan ular di hutan yang sudah tidak stabil dan kawasan resapan air yang kurang, sehingga penghuni lain seperti ular, saat banjir datang dan arusnya pun membawa mereka hingga ke laju sungai.
Kondisi ini, sambung dia, tentu sangat mengkuatirkan warga. Yang jelas, ular sanca, makanannya adalah hewan lain seperti tikus, aya., kambing dan jika pun terpaksa banyak kisah ular sanca yang memangsa manusia.
"Ancaman selain lumpur dan sampah banjir. Keberadaan ular sanca yang tergerus arus banjir menjadi ancaman lain tatkala banjir datang," ungkap dia.
Sementara itu, sehari setelah banjir jilid IV (Senin, 27 Maret 2017), di beberapa titik ditemukan ular sanca lainnya. seperti diberitakan di www.bimakini.com, ular berukuran besar muncul di lapangan Pahlawan Raba. Demikian pula di dekat jembatan Padolo I Kelurahan Dara, dan kondisi penemuan yang sama terjadi di dekat perempatan Kelurahan Sadia, Senin (27/3) siang.
Sementara itu, akun Facebook Can, Selasa kemarin menjelaskan adanya 3 ekor ular sanca di temukan di sekitar jembatan padolo, Kelurahan Dara. 1 Ekor yang menempel di dinding ruko Colombia dan 2 ekor di bawar pinggir sungai sebelau utara dari Bengkel Mobil Pilar.
"Pertama dijumpai warga pagi-pagi kemarin menempel di tembok columbia. Warnanya hitam, panjang 5 meteran. Terus merambah masuk ke toko. Setelah itu di sebelah baratnya di Bengkel Pilar ditemukan lagi dua ekor berhasil ditangkap. Yang satu lagi ganti kulit dalam keadaan lemas tak berdaya," jelas dia di akun FB-nya yang disertai dengan foto-foto keberadaan ular tersebut.
Dia juga mengaku, ketiga ular itu udah langsung dilepas di gunung kemarin oleh pawang ulang yang saat ini menjadi Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK).
"Bahaya juga ular ini populasinya banyak bayangkan aja klo ular kan sekali bertelur bisa ratusan. Sama halnya kejadian di Sulawesi Barat, di-FB, ular makan orang makanya warga terdampak banjir turut waspada," imbaunya. (RED)
Kendati belum diketahui korban atas keberadaan ular-ular ini, namun beberapa warga yang telah mengetahui kehadirannya yang ditemukan dibeberapa titik dan jumlahnya yang sudah puluhan tentu mengkuatirkan kehidupan yang ada.
Ardiansyah, warga Kota Bima mengatakan, pada saat banjir pertama dan kedua, tanggal 21 dan 23 Desember 2016, saat dirinya memberikan bantuan kepada satu keturunan warga yang buta di Kelurahan Penatoi. Seorang pawang ular yang bernama Boa, sedang bermain dengan ular sanca. Dia bertanya, dari mana ular itu?
Boa saat menggendong ular sanca di Kelurahan Penatoi setelah banjir pertama (26/12/2016) lalu. METROMINI/Agus Mawardy |
Dia menambahkan, dari beberapa keterangan pawang ular yang diterimanya. Kata dia, ular-ular ini jelas dibawa arus banjir. Populasi kehidupan ular di hutan yang sudah tidak stabil dan kawasan resapan air yang kurang, sehingga penghuni lain seperti ular, saat banjir datang dan arusnya pun membawa mereka hingga ke laju sungai.
Kondisi ini, sambung dia, tentu sangat mengkuatirkan warga. Yang jelas, ular sanca, makanannya adalah hewan lain seperti tikus, aya., kambing dan jika pun terpaksa banyak kisah ular sanca yang memangsa manusia.
"Ancaman selain lumpur dan sampah banjir. Keberadaan ular sanca yang tergerus arus banjir menjadi ancaman lain tatkala banjir datang," ungkap dia.
Sementara itu, sehari setelah banjir jilid IV (Senin, 27 Maret 2017), di beberapa titik ditemukan ular sanca lainnya. seperti diberitakan di www.bimakini.com, ular berukuran besar muncul di lapangan Pahlawan Raba. Demikian pula di dekat jembatan Padolo I Kelurahan Dara, dan kondisi penemuan yang sama terjadi di dekat perempatan Kelurahan Sadia, Senin (27/3) siang.
Ular sanca di tembok Colombia, sebelah timur jembatan padolo,' Kelurahan Dara, kemarin. FACEBOOK/Can |
"Pertama dijumpai warga pagi-pagi kemarin menempel di tembok columbia. Warnanya hitam, panjang 5 meteran. Terus merambah masuk ke toko. Setelah itu di sebelah baratnya di Bengkel Pilar ditemukan lagi dua ekor berhasil ditangkap. Yang satu lagi ganti kulit dalam keadaan lemas tak berdaya," jelas dia di akun FB-nya yang disertai dengan foto-foto keberadaan ular tersebut.
Dia juga mengaku, ketiga ular itu udah langsung dilepas di gunung kemarin oleh pawang ulang yang saat ini menjadi Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK).
"Bahaya juga ular ini populasinya banyak bayangkan aja klo ular kan sekali bertelur bisa ratusan. Sama halnya kejadian di Sulawesi Barat, di-FB, ular makan orang makanya warga terdampak banjir turut waspada," imbaunya. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.