Soal Sampah, Kembali Warga Minta Kadis atau Walikota Mundur dari Jabatannya
https://www.metromini.info/2017/02/soal-sampah-kembali-warga-minta-kadis.html
Lukman alias Luken, ASN di Kabupaten Bima dan Pemerhati soal lingkungan dan budaya di Kota Bima. FOTO: Luken Hme/FACEBOOK |
KOTA BIMA – Pernyataan H. Muh. Fakhrunraji, Kepala Dinas (Kadis) Kebersihan dan Lingkungan Hidup (KLH) Kota Bima yang mengklaim sampah di wilayah Pantai Ule sudah dibersihkan semuanya, namun pada kenyataannya masih banyak yang tersisa bahkan kian berbau menyengat dinilai miring oleh Lukman alias Luken, warga Kota Bima.
Baca juga: Fahkrunraji: Soal Sampah Ule Sudah Dibersihkan Semua
Pasalnya, menurut Lukman cara mengambil kebijakan yang dilakukan oleh Kadis itu lucu, kata dia, jika penanganan masalah dengan pola tiba masa tiba akal, maka hasilnya memang tidak akan maksimal
“Lucu toh, mana bisa menangani masalah dgn pola tiba masa tiba akal. Ketika tempat itu awalnya di biarkan maka sampai kapan pun akan tetap di jadikan tempat pembuangan sampah,” tulis Guru di Pemkab Bima berstatus ASN yang juga Pemerhati lingkungan di Kota Bima itu, dalam rilisnya ke Redaksi Metromini Selasa (10/2/2017) malam ini.
Baca juga: Pemkot Setengah Hati Urus Sampah di Kota Bima
Pemilik akun Facebook Luken Hme itu kerap mengkritisi kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima soal lingkungan dan budaya, termasuk soal kebijakan masalah sampah yang ada di tanah kelahirannya ini, Dia pun menanyakan soal pernyataan Kadis KLH yang akan menempatkan petugas di lokasi itu.
“Mana pol pp yg katanya akan di suruh jaga di situ. Sesaui pernyataan pak kadis di berita kemarin,” sorotnya.
Ia mengatakan, pembiaran dan lemahnya kebijakan dan cara menyelesaikan masalah yang dilakukan Pemkot Bima sangat sering terjadi. Ketika ini menjadi kebiasaan atas kesalahan yang dilakukan oleh warga. Maka, masalah bukannya berkurang malah kian menumpuk saja.
Baca juga: Pernyataan Kadis Diragukan, Sampah di Ule Kian Menumpuk
“Sudah terlalu banyak pembiaran yg yg dilakukan oleh pemkot yg akhir dijadikan kebiasaan oleh masyarakat. Cealakanya kebiasaan aparatur membiarkan masyarakat melanggar ini akhirnya berakibat fatal di kemudian hari. Bukannya selesai masalah yang ada, semakin menumpuk persis seperti keadaan sampah di Ule,” jelasnya.
Ia merasa kecewa dengan pernyataan dusta Kadis KLH. Di samping itu, ia meminta agar Walikota mencopot Kadis KLH. Dan jika tidak dicopot, lebih baik Walikota Bima yang mundur dari tahtanya.
“Heran saya cara kerja Pemkot Bima ini khusus soal sampah. Dan soal pernyataan bohongnya soal sampah sudah dibersihkan semua yang pada kenyataannya dikerjakan setengah hati,. Ini momen yang tepat untuk Walikota mencobot jabatan kadis itu. Jika pembiaran menempatkan pejabat yang malas apalagi suka bohong, lebih baik Walikota saja yang mundur secara terhormat dari jabatannya. Sampah saja tidak becus, apalagi mau ngurus soal pemerintahan yang lebih berat dari ini,” tutup dia.
Baca juga:
Baca juga: Fahkrunraji: Soal Sampah Ule Sudah Dibersihkan Semua
Pasalnya, menurut Lukman cara mengambil kebijakan yang dilakukan oleh Kadis itu lucu, kata dia, jika penanganan masalah dengan pola tiba masa tiba akal, maka hasilnya memang tidak akan maksimal
“Lucu toh, mana bisa menangani masalah dgn pola tiba masa tiba akal. Ketika tempat itu awalnya di biarkan maka sampai kapan pun akan tetap di jadikan tempat pembuangan sampah,” tulis Guru di Pemkab Bima berstatus ASN yang juga Pemerhati lingkungan di Kota Bima itu, dalam rilisnya ke Redaksi Metromini Selasa (10/2/2017) malam ini.
Baca juga: Pemkot Setengah Hati Urus Sampah di Kota Bima
Pemilik akun Facebook Luken Hme itu kerap mengkritisi kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima soal lingkungan dan budaya, termasuk soal kebijakan masalah sampah yang ada di tanah kelahirannya ini, Dia pun menanyakan soal pernyataan Kadis KLH yang akan menempatkan petugas di lokasi itu.
“Mana pol pp yg katanya akan di suruh jaga di situ. Sesaui pernyataan pak kadis di berita kemarin,” sorotnya.
Ia mengatakan, pembiaran dan lemahnya kebijakan dan cara menyelesaikan masalah yang dilakukan Pemkot Bima sangat sering terjadi. Ketika ini menjadi kebiasaan atas kesalahan yang dilakukan oleh warga. Maka, masalah bukannya berkurang malah kian menumpuk saja.
Baca juga: Pernyataan Kadis Diragukan, Sampah di Ule Kian Menumpuk
“Sudah terlalu banyak pembiaran yg yg dilakukan oleh pemkot yg akhir dijadikan kebiasaan oleh masyarakat. Cealakanya kebiasaan aparatur membiarkan masyarakat melanggar ini akhirnya berakibat fatal di kemudian hari. Bukannya selesai masalah yang ada, semakin menumpuk persis seperti keadaan sampah di Ule,” jelasnya.
Ia merasa kecewa dengan pernyataan dusta Kadis KLH. Di samping itu, ia meminta agar Walikota mencopot Kadis KLH. Dan jika tidak dicopot, lebih baik Walikota Bima yang mundur dari tahtanya.
“Heran saya cara kerja Pemkot Bima ini khusus soal sampah. Dan soal pernyataan bohongnya soal sampah sudah dibersihkan semua yang pada kenyataannya dikerjakan setengah hati,. Ini momen yang tepat untuk Walikota mencobot jabatan kadis itu. Jika pembiaran menempatkan pejabat yang malas apalagi suka bohong, lebih baik Walikota saja yang mundur secara terhormat dari jabatannya. Sampah saja tidak becus, apalagi mau ngurus soal pemerintahan yang lebih berat dari ini,” tutup dia.
Baca juga:
- Ada Kepentingan ‘Asing’ di Balik Sampah Banjir Sonco Tengge
- Tangani Sampah, Warga Minta Kadis dan Walikota Mundur dari Jabatannya
- Lahan untuk TPA Gratis, Kumuhnya Sonco Tengge ‘Memakan’ Korban
- Sampah di Jalan Ule-Kolo, Pemicu Meninggalnya Siswa Muhammadiyah
- Setelah Ada Tumbal, Sampah di Ule Baru Akan Dibersihkan
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.