Proyek Bendungan di Oi Saro Mengecewakan
https://www.metromini.info/2017/02/proyek-bendungan-di-oi-saro-mengecewakan.html
Bendungan atau Dam di Desa Oi Saro, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. FOTO: Agus Gunawan/METROMINI |
KABUPATEN BIMA - Pekerjaan Proyek Bendungan atau Dam di Desa Oi Saro, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima mengecewakan warga setempat. Pasalnya, proyek irigasi yang dikerjakan oleh CV Pilar Konstruksi dengan anggaran senilai Rp400 juta tahun anggaran 2016 lalu disorot warga tidak sesuai dengan kebutuhan warga dan diduga melanggar bestek yang ada dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek.
Metromini yang turun langsung meninjau lokasi tersebut saat mewawancara beberapa sumber berita seperti Herin (35) warga Desa Oi Saro mengungkapkan pembenahan dam ini tidak mengarahkan posisi air seperti yang diinginkan warga. Harusnya, jelas Herin, petani yang ada di sini inginya air yang di atas untuk dibuatkan jalurnya supaya debit air di dam ini besar.
"Ada kesalahan dalam proyek dam ini. Soalnya nggak ada hasil sama sekali, kalau air yang mengalir ini, hanya air yang dulu. Keinginan kita sebagai petani di sini, air yang ada di atas sana untuk dibuatkan jalurnya supaya airnya besar," ujarnya, Selasa (14/2/2017).
Sementara air, penjaga pintu air (Panggawa, Red) H. Idrus yang ditunjuk oleh pihak pelaksana sebagai mandor proyek mengatakan, selama proyek dikerjakan dirinya memang ditunjuk sebagai mandor.
Namun, menurut dia, selama melihat proyek irigasi di wilayah ini, tidak pernah melihat model yang asal dibuat seperti ini. Awalnya, parit akan dibuat tinggi, namun kenyataannya tidak seperti yang dikatakan sebelumnya oleh pihak pelaksana.
"Saya ditunjuk sebagai mandor untuk pekerjaan ini. Tapi, selama saya berada di lokasi ini dan bertani di sini belum pernah melihat model proyek irigasi seperti ini. Kata mereka dulu parit ini dibuat tinggi. tapi kenyataannya tidak seperti di awal," ungkap dia.
Ia menambahkan, setelah beberapa minggu proyek dilaksanakan. Parit yang sudah direnovasi ini ditutup dan menurut kontraktornya sudah pas. Selama dirinya menjadi mandor, sambung Idrus, pengakuan Hasnun selaku Kontraktor dirinya adalah mandor pengawas. Tapi, administrasi dan legalitasnya tidak diberikan. Janji di awal saja ada, ujungnya hanya dipakai nama saja.
"Beberapa minggu kemudian, parit yang dah jadi ini ditutup dan sudah pas kata mereka. Setelah itu saya ditunjuk sebagai mandor untuk mengawasi pekerjaan itu, terus saya tanya kepada kontraktor pelaksana itu, apa saya tidak ada adminitrasi untuk dipegang saya untuk masalah pekerjaan ini? Dijawab sama kontraktor Hasnun, ada ini,,, tapi sampai hari nggak ada sama sekali," cerita Tokoh warga Desa Oi Saro itu.
Idrus menambahkan, saat datang Pengawas Utama dari Bima dan Lapangan dari Kore, material proyek baru didrop di sini. Dan pemasangan kawat dobel, diakui Idrus, hanya kawat lapis satu saja yang dipasang.
"Saat datang pengawas utama dari Bima Pak Rudi dan pengawas lapangan dari Kore Pak Maskur, barulah beberapa hari kemudian, mereka pelaksana proyek mendatangkan pasir, batu, dan semen. Dan masalah kawat untuk pemasang cor tutup parit itu tidak memasang kawat dobel, tapi kawat lapis satu aja yang dipasang, liat saja cor yang paling bawah sana dah ambruk soalnya tidak ada kawat," urai dia menaruh kecewa dengan proyek ini
Dipaparkannya juga, kawat dobel pada proyek tersebut hanya kawat yang pertama dan buat jadi dokumentasi pelaporan saja. Sedangkan pemasangan selanjutnya tidak dobel keadaannya.
"Kalau untuk kawat yang dipasang dobel itu hanya kawat yang pertama yang jadikan dokumentasi, dan seterusnya tidak pasang dobel, saya sudah saya kasih tau juga sama pengawas yang ada di kecamatan ini tapi mereka tidak hiraukan bahasa saya waktu itu," tandas dia
Ditambahkannya, soal pintu air kondisi di dam ini tidak dirubah, Tetap dengan pintu air yang dipukul dengan palu berkekuatan 35 kg agar pintu air bisa turun ke bawah. Dan sepengetahuan Idrus anggaran untuk pembelian pintu air ini ada Rp35 juta tapi tidak digunakan.
"Kalau untuk kedua pintu air itu tidak dirubah sama sekali, yang ada pintu air itu dipukul pake palu 35 kg supaya bisa turun kebawah untuk menutup air itu, untuk beli pintu air itu tidak lakukan sama sekali, uang 35 juta untuk beli pintu air itu sudah ke mana," tambahnya kepada Metromini.
"Semua pintu itu tidak ada yang dirubah, semua pintu adalah pintu yang dulu, malahan dirusakin lagi tutupnya," tutup Idrus yang mengaku sangat kecewa dengan proyek yang dikerjakan oleh CV. Pilar Konstruksi ini. (RED)
Baca juga:
Metromini yang turun langsung meninjau lokasi tersebut saat mewawancara beberapa sumber berita seperti Herin (35) warga Desa Oi Saro mengungkapkan pembenahan dam ini tidak mengarahkan posisi air seperti yang diinginkan warga. Harusnya, jelas Herin, petani yang ada di sini inginya air yang di atas untuk dibuatkan jalurnya supaya debit air di dam ini besar.
"Ada kesalahan dalam proyek dam ini. Soalnya nggak ada hasil sama sekali, kalau air yang mengalir ini, hanya air yang dulu. Keinginan kita sebagai petani di sini, air yang ada di atas sana untuk dibuatkan jalurnya supaya airnya besar," ujarnya, Selasa (14/2/2017).
Sementara air, penjaga pintu air (Panggawa, Red) H. Idrus yang ditunjuk oleh pihak pelaksana sebagai mandor proyek mengatakan, selama proyek dikerjakan dirinya memang ditunjuk sebagai mandor.
Namun, menurut dia, selama melihat proyek irigasi di wilayah ini, tidak pernah melihat model yang asal dibuat seperti ini. Awalnya, parit akan dibuat tinggi, namun kenyataannya tidak seperti yang dikatakan sebelumnya oleh pihak pelaksana.
"Saya ditunjuk sebagai mandor untuk pekerjaan ini. Tapi, selama saya berada di lokasi ini dan bertani di sini belum pernah melihat model proyek irigasi seperti ini. Kata mereka dulu parit ini dibuat tinggi. tapi kenyataannya tidak seperti di awal," ungkap dia.
Ia menambahkan, setelah beberapa minggu proyek dilaksanakan. Parit yang sudah direnovasi ini ditutup dan menurut kontraktornya sudah pas. Selama dirinya menjadi mandor, sambung Idrus, pengakuan Hasnun selaku Kontraktor dirinya adalah mandor pengawas. Tapi, administrasi dan legalitasnya tidak diberikan. Janji di awal saja ada, ujungnya hanya dipakai nama saja.
"Beberapa minggu kemudian, parit yang dah jadi ini ditutup dan sudah pas kata mereka. Setelah itu saya ditunjuk sebagai mandor untuk mengawasi pekerjaan itu, terus saya tanya kepada kontraktor pelaksana itu, apa saya tidak ada adminitrasi untuk dipegang saya untuk masalah pekerjaan ini? Dijawab sama kontraktor Hasnun, ada ini,,, tapi sampai hari nggak ada sama sekali," cerita Tokoh warga Desa Oi Saro itu.
Idrus menambahkan, saat datang Pengawas Utama dari Bima dan Lapangan dari Kore, material proyek baru didrop di sini. Dan pemasangan kawat dobel, diakui Idrus, hanya kawat lapis satu saja yang dipasang.
"Saat datang pengawas utama dari Bima Pak Rudi dan pengawas lapangan dari Kore Pak Maskur, barulah beberapa hari kemudian, mereka pelaksana proyek mendatangkan pasir, batu, dan semen. Dan masalah kawat untuk pemasang cor tutup parit itu tidak memasang kawat dobel, tapi kawat lapis satu aja yang dipasang, liat saja cor yang paling bawah sana dah ambruk soalnya tidak ada kawat," urai dia menaruh kecewa dengan proyek ini
Dipaparkannya juga, kawat dobel pada proyek tersebut hanya kawat yang pertama dan buat jadi dokumentasi pelaporan saja. Sedangkan pemasangan selanjutnya tidak dobel keadaannya.
"Kalau untuk kawat yang dipasang dobel itu hanya kawat yang pertama yang jadikan dokumentasi, dan seterusnya tidak pasang dobel, saya sudah saya kasih tau juga sama pengawas yang ada di kecamatan ini tapi mereka tidak hiraukan bahasa saya waktu itu," tandas dia
Ditambahkannya, soal pintu air kondisi di dam ini tidak dirubah, Tetap dengan pintu air yang dipukul dengan palu berkekuatan 35 kg agar pintu air bisa turun ke bawah. Dan sepengetahuan Idrus anggaran untuk pembelian pintu air ini ada Rp35 juta tapi tidak digunakan.
"Kalau untuk kedua pintu air itu tidak dirubah sama sekali, yang ada pintu air itu dipukul pake palu 35 kg supaya bisa turun kebawah untuk menutup air itu, untuk beli pintu air itu tidak lakukan sama sekali, uang 35 juta untuk beli pintu air itu sudah ke mana," tambahnya kepada Metromini.
"Semua pintu itu tidak ada yang dirubah, semua pintu adalah pintu yang dulu, malahan dirusakin lagi tutupnya," tutup Idrus yang mengaku sangat kecewa dengan proyek yang dikerjakan oleh CV. Pilar Konstruksi ini. (RED)
Baca juga:
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.