PKB-PII Sejalan dengan Himbauan Walikota Soal Tak Merayakan Valentine

Ketua Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PKB-PII) Drs. Anwar H. Muhammad. FOTO: Agus Mawardy/METROMINI

KOTA BIMA - Walikota Bima, H. M. Qurais H. Abidin menghimbau para pemuda Kota Bima untuk tidak latah merayakan hari kasih sayang atau Valentine Day. Budaya ini dinilai H. Qurais tidak sesuai dengan adat istiadat masyarakat Bima yang menjunjung nilai-nilai islami.

"Perayaan Valentine identik dengan kegiatan mengumbar kemesraan antara pemuda dan pemudi yang bukan muhrim, terutama di ruang publik. Ini tidak sesuai dengan ajaran yang kita anut," kata Walikota.

Mengutip pernyataan Walikota, Plt. Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Syahrial Nuryadin, S.IP, MM dalam siaran persnya mengatakan, para pemuda, terutama pelajar, diminta untuk memanfaatkan ruang publik untuk kegiatan-kegiatan yang positif.

“Orangtua dan tokoh agama diharapkan bisa mengajak dan memberikan teladan bagi para pemuda untuk menggunakan waktu dengan positif dan menghidupkan kegiatan keagamaan, khususnya meramaikan masjid dan musholla dengan gerakan Maghrib Mengaji dan Subuh Berjama'ah,” tutup Kepala Bagian (Kabag) termuda di Pemerintah Kota  (Pemkot) Bima yang akrab disapa Ryan itu, Jum’at (10/2/2017) kemarin.

Himbauan Walikota Bima ternyata mendapat respon yang positif. Ketua Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PKB-PII) Bima, Drs. Anwar H. Muhammad sangat sepakat dengan hal tersebut.

Ia mengatakan, keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikiran.

Apalagi, menurutnya, bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syiar dan kebiasaan. Padahal, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam, artinya,

"Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut," hadist riwayat HR At-Tirmizi, sebut Anwar.

Baca juga:

Ia menjelaskan, dengan melihat dan memahami asal-usul serta fakta pelaksanaan Valentine's Day, sebenarnya perayaan ini tidak ada sangkut pautnya sedikit pun dengan corak hidup seorang muslim.

“Berkasih-sayang versi valentinan ini haruslah diketahui terlebih dahulu hukumnya, lalu diputuskan apakah akan dilaksanakan atau ditinggalkan. Dengan melihat dan memahami asal-usul serta fakta pelaksanaan Valentine's Day, sebenarnya perayaan ini tidak ada sangkut pautnya sedikit pun dengan corak hidup seorang muslim,” jelasnya kepada Metromini, di kediamannya, di BTN Pepabri belum lama ini.

“Tradisi tanpa dasar ini lahir dan berkembang dari segolongan manusia (kaum/bangsa) yang hidup dengan corak yang sangat jauh berbeda dengan corak hidup berdasarkan syariat Islam yang agung,” tutup dia.

Dilansir dari situs m.voa-islam.com, Ust. Zen Yusuf Al Choodlry mengharamkan umat muslim merayakan Valentine.

“Sangat jelas bahwa Valentine Day adalah budaya orang kafir, yang kita (umat Islam) dilarang untuk mengambilnya. Kita dilarang menyerupai budaya yang lahir dari peradaban kaum kafir, yang jelas-jelas bertentangan dengan akidah Islam. Sungguh, ikut merayakan hari Valentine adalah tindakan haram dan tercela,” tulis Ust. Zen Yusuf Al Choodlry. (RED | VOA-ISLAM.COM)

Related

Pendidikan 7730941084365019322

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item