Final Thailand Masters, Tommy Sugiarto Juara Tunggal Putra
https://www.metromini.info/2017/02/final-thailand-masters-tommy-sugiarto.html
Atlet bulu tangkis Indonesia, Tommy Sugiarto. FOTO: Antaranews.com/GOOGLE |
JAKARTA - Atlet bulu tangkis Indonesia, Tommy Sugiarto, yang menjadi satu-satunya wakil tim Merah Putih di putaran final Thailand Masters 2017, berhasil mengamankan satu gelar untuk tanah air dengan keluar sebagai juara tunggal putra.
Dipantau dari tournamentsoftware, dalam pertandingan final yang berlangsung di Nimibutur Stadium, Bangkok, Minggu, Tommy berhasil menaklukkan perwakilan tuan rumah Thailand, Kanthapon Wangcharoen dalam dua game langsung 21-17, 21-11.
Diketahui, ini adalah gelar pertama yang diraih Tommy di tahun 2017. Dalam pertandingan puncak tersebut, Tommy bermain dengan permainan terbaiknya, setelah di game awal sempat tertinggal 2-0 dan susul-menyusul poin terjadi, akhirnya perolehan angka Tommy tidak terkejar dan berhasil memenangkan game kedua 21-17.
Di game kedua, Wangcharoen yang merupakan pemain muda dengan grafik penampilan menanjak belakangan ini, tidak mampu menyalip atau pun hanya menyamakan poin yang dikumpulkan putra pebulutangkis era 1980-an Icuk Sugiarto sampai akhir laga. Di game kedua, Tommy menang dengan skor 21-11.
Dilansir dari laman resmi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), dalam pertandingan final itu Tommy mengaku dirinya melakukan adaptasi dahulu, mengingat ini adalah pertemuan perdana-nya dengan bintang baru Negeri Gajah Putih tersebut.
"Di awal game pertama saya adaptasi dulu karena ini adalah pertemuan pertama dengan lawan. Penampilan lawan cukup bagus di awal permainan dan ini menyulitkan saya, tetapi saya berusaha tetap tenang, di final siapapun punya peluang untuk juara," kata Tommy usai pertandingan, seperti dikutip Antaranews.com.
Dalam game kedua tersebut, Tommy menilai permainannya bisa dikatakan lebih baik jika dilihat permainan Wangcharoen yang lebih menyerang namun belum mampu menembus pertahanan Tommy hingga sering melakukan kesalahan.
Kendati demikian, Tommy mengatakan bahwa Thailand kini harus diwaspadai, mengingat banyak pemain-pemain muda berpotensi yang mulai unjuk gigi. Kantaphon merupakan pemain yang masih berusia 18 tahun dan mulai masuk ke turnamen kelas senior.
"Di game kedua saya merasa dia tidak percaya diri lagi seperti di game pertama, makanya angkanya jauh sekali. Waktu serangannya tidak tembus-tembus, dia banyak 'unforced errors'. Di sini saya dibantu faktor menang pengalaman. Meskipun dia tuan rumah, tetapi waktu ketinggalan dia merasa tidak nyaman juga, ini menguntungkan buat saya," ucap Tommy.
Kejuaraan All England 2017 menjadi turnamen selanjutnya yang bakal diikuti Tommy. Namun nama Tommy juga masuk dalam daftar pemain di ajang Djarum Superliga Badminton 2017 yang akan dilangsungkan dua pekan mendatang di Surabaya. (RED | ANTARANEWS.COM)
Baca juga:
Dipantau dari tournamentsoftware, dalam pertandingan final yang berlangsung di Nimibutur Stadium, Bangkok, Minggu, Tommy berhasil menaklukkan perwakilan tuan rumah Thailand, Kanthapon Wangcharoen dalam dua game langsung 21-17, 21-11.
Diketahui, ini adalah gelar pertama yang diraih Tommy di tahun 2017. Dalam pertandingan puncak tersebut, Tommy bermain dengan permainan terbaiknya, setelah di game awal sempat tertinggal 2-0 dan susul-menyusul poin terjadi, akhirnya perolehan angka Tommy tidak terkejar dan berhasil memenangkan game kedua 21-17.
Di game kedua, Wangcharoen yang merupakan pemain muda dengan grafik penampilan menanjak belakangan ini, tidak mampu menyalip atau pun hanya menyamakan poin yang dikumpulkan putra pebulutangkis era 1980-an Icuk Sugiarto sampai akhir laga. Di game kedua, Tommy menang dengan skor 21-11.
Dilansir dari laman resmi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), dalam pertandingan final itu Tommy mengaku dirinya melakukan adaptasi dahulu, mengingat ini adalah pertemuan perdana-nya dengan bintang baru Negeri Gajah Putih tersebut.
"Di awal game pertama saya adaptasi dulu karena ini adalah pertemuan pertama dengan lawan. Penampilan lawan cukup bagus di awal permainan dan ini menyulitkan saya, tetapi saya berusaha tetap tenang, di final siapapun punya peluang untuk juara," kata Tommy usai pertandingan, seperti dikutip Antaranews.com.
Dalam game kedua tersebut, Tommy menilai permainannya bisa dikatakan lebih baik jika dilihat permainan Wangcharoen yang lebih menyerang namun belum mampu menembus pertahanan Tommy hingga sering melakukan kesalahan.
Kendati demikian, Tommy mengatakan bahwa Thailand kini harus diwaspadai, mengingat banyak pemain-pemain muda berpotensi yang mulai unjuk gigi. Kantaphon merupakan pemain yang masih berusia 18 tahun dan mulai masuk ke turnamen kelas senior.
"Di game kedua saya merasa dia tidak percaya diri lagi seperti di game pertama, makanya angkanya jauh sekali. Waktu serangannya tidak tembus-tembus, dia banyak 'unforced errors'. Di sini saya dibantu faktor menang pengalaman. Meskipun dia tuan rumah, tetapi waktu ketinggalan dia merasa tidak nyaman juga, ini menguntungkan buat saya," ucap Tommy.
Kejuaraan All England 2017 menjadi turnamen selanjutnya yang bakal diikuti Tommy. Namun nama Tommy juga masuk dalam daftar pemain di ajang Djarum Superliga Badminton 2017 yang akan dilangsungkan dua pekan mendatang di Surabaya. (RED | ANTARANEWS.COM)
Baca juga:
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.