Di IAI Muhammadiyah, Perpustakaan Disegel
https://www.metromini.info/2017/02/di-iai-muhammadiyah-perpustakaan-disegel.html
Ruangan perpustakaan di IAI Muhammadiyah disegel mahasiswa, Jum'at, 24 Februari 2017. FOTO: Rahman Alif./FECEBOOK |
KOTA BIMA - Ruangan perpustakaan di Kampus Institute Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Bima disegel mahasiswa setempat, Jum'at, 24 Februari 2017. Kabar tersiarnya penyegelan ruangan perpustakaan kampus yang berada di Lingkungan Ranggo, Kelurahan Nae, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima itu diunggah dalam status dan foto Facebook akun milik Rahman Alif.
"Dinamika kampus IAIM Bima. Hari ini perpustakaan di segel oleh mahasiswa dangan alasan jarang di buka, dan fasilitas perpus tdak mndukung, baik buku-buku bacaan setiap jurusanx, maupun lainnya..perpustakaan merupakan wadah blajar bagi mahasiswa dlam mengebangkan skill pada smua aspek," tulis aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu dalam status Facebook-nya, Jum'at (24/2/2017) beberapa jam yang lalu.
Status itu pun mengundang Netizen lainnya berkomentar. Ada yang menyayangkan hal tersebut dipublikasi pada ranah publik, padahal masih bisa dibicarakan baik-baik pada tingkat lembaga. Bahkan, ada yang sangat setuju dengan disegelnya keberadaan ruangan perpustakaan yang 'miskin' literatur dan sering terkunci, hingga mahasiswa tak bisa membaca buku dan mencari referensi pengetahuan di kampus berlabel 'Hijau' itu.
Panglima Ngali berkomentar, "Waduhhh gawat niii."
Dibalas komentar oleh Tina Vaganza, "Kampus idolaku....Waktu kita tempo dulu masih tertata rapi buku2x...
Semoga cepat di atasi perpusnya amin."
Kata pemilkik status, Rahman Alif, "Ini bkan maslah banjir.. Krna perpusx dilantai 2.. Khawatir ada asumsi lain."
Komentar sinis pun di tulis Andy Mohabbaten
"Beginilah kalau suatu pekerjaan di serahkan kepada bukan ahlinya (jika masih peg.perp dulu)..jika di paksakan maka tunggulah kehancuran..," ujar Andy Mohabbaten
Sementara ada solusi yang ditawarkan, Pardin H Anwar.
FOTO: Rahman Alif./FACEBOOK |
Tanggapan bijaksana ditulis pemilik akun Facebook Cokelat Wi Dsit.
"Ada baikx tabayyun/ kros cek terlebih dahulu sebelem bertindak. Apakah tutupx perpustakaan dalam beberapa hari ini ad/ unsur kesengajaan tw tdk. Tidak mungkin dosen tw tenaga kependidikan lainx yg akan menggantikan posisi itu tuk sementara waktu, sebab mereka punya kesibukan masing2. Sebaikx masalah internal tidak dipublikasikan," tulis Cokelat
Cokelat Wi Dsit pun menanggapi komentar Andy Mohabbaten dan Pardin H Anwar.
"Penjaga perpustakaan itu sdh memenuhi syarat, sebab beliau alumni kepustakaan," tambah Cokelat Wi Dsit, yang juga seorang Dosen di kampus yang dulu bernama Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Bima itu dalam komentar selanjutnya.
Tenggapan serius juga disampaikan Supriaman.
"Ekstreem sampai perpustakaan di segel, apakah di negeri ini sdh tdk ada lagi cara yang baik untuk menyelesaikan setiap persoalan adinda Rahman Alif?," ujar dia.
"Banyak yg lebh baik lagi.. Dan lbh bijaksana lagi.. Tpi bgnilah keadaan adik2 di kampus IAM bima, adinda juga tdak bisa mnhan mreka," jawab Rahman Alif
Sementara itu salah seorang akademisi Taman Firdaus, yang juga dosen di kampus itu mengungkapkan dalam komentar selanjutnya.
"Melihat ini seperti ada irisan tanpa kata.... duduk memberi masukan dan memformat perubahan dengan bijak adalah jalan tengah sesuai dengan jalan dakwah Muhammadiyah," ujar dia.
"Mari benahi segera ...rapikan segera dan kelola segera dengan SDM kompeten bidangnya.... jadikan perpus sebagai salah satu ruang perjuangan mahasiswa dalam menuntut dan mencari referensi ilmu....majulah perpustakaan, " kata Mohammad Furqan.
Ketegasan penyegelan kampus ini juga disampaikan salah seorang yang memilki akun Facebook
Fandi GI.
"Solusi terbaiknya adalah di segel. Fungsi mahasiswa punya kedudukan sama untuk memberikan keputusan yang baik bagi dirinya selama itu bersamanfaat bagi seluruh mahasiswa yang ada. Demokratisasi di dalam kampus harus tetap hidup untuk memberikan jalan terbaik bersama bukan sekedar kau eliet kampus yang seharusnya merencanakan kebijakan yang di ambil," tegas dia.
Solusi komentar pun di sampaikan Fahrul Akbar.
"Buat perpustakaan online aja. carax lampus kirm aplikasi buku2 langsung di web msing2 mahasiswa. skrg zmx digital jd hrus ada terobosan," tutup dia. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.