Wabup Bantah Jadi Dalang, Gufran Bilang Ada Titik Terang
https://www.metromini.info/2017/01/wabup-bantah-jadi-dalang-gufran-bilang.html
Wakil Bupati Bima, Drs. H. Dahlan M. Noer di salah satu acara resmi Pemerintah Kota Bima. FOTO: Bagian HumasPro/PEMKAB BIMA |
KABUPATEN BIMA – Tudingan yang diarahkan oleh Tokoh Pemuda asal Kecamatan Soromandi, Gufran, S.Pdi yang memprediksi adanya peranan sebagai dalang yang diarahkan ke Wakil Bupati (Wabup) Drs. H. Dahlan M. Noer, dibantah keras oleh Dahlan dalam pernyataannya ke redaksi Metromini.
Baca juga: Tokoh Pemuda Soromandi Tuduh Wabup Sebagai Dalang
Dalam pesan messenger-nya, mantan pejabat di Kementrian Pendidikan National itu menanggapi pemberitaan tersebut, Dahlan mengaku, dirinya tidak mengenal mantan Sekretaris Camat Tajuddin Noer. Dan terpilihnya sebagai Camat adalah keputusan Tim.
“Secara pribadi saya tidak mengenal ybs.meskipun sebagai sekcam langgudu Adapun terpilihnya jadi camat, adalah keputusan tim bukan wabub dalangx tk de agus salam,” ujar Dahlan dikutip dari pesan Whatsapp-nya, Rabu (11/1/2017).
Ia pun membantah keras jika dikatakan sebagai dalang dalam hal mutasi khusus untuk posisi Camat Langgudu.
“Tidak benar saya sebsi dalang atas terpilihnya sekcam langgudu sebagai camat soromandi, tdk ada kepentingan pribadi saya pada ybs,” tegas Dahlan sebelum ditanya ada tambahan komentar lainnya dari Reporter Metromini.
Di sisi lainnya, Ketua Komite Pemantau Korupsi (KPK) Bima-NTB yang juga pemuda asal Kecamatan Soromandi, Gufran, S.Pdi meminta maaf jika tidak benar ada peranan Wakil Bupati sebagai aktor atau dalang memindahkan mantan Sekretaris Camat (sekcam) Langgudu menjadi Camat di Soromandi.
Diakuinya, adapun pernyataannya di media, itu masih dalam ranah prediksi dan dugaan semata.
“Kami di Donggo memandang ras kesukuan itu adalah keharusan. Karena ada adat dan budaya Donggo yang masih lestari dan harus selaras dengan pemimpinnya. Untuk Kecamatan Donggo dan Soromandi, yang mengerti dan yang pas untuk posisi Camatnya memang harus dari suku ini. Jika tidak, maka khawatirnya akan selalu terjadi polemik saja dan bukan mensejahterakan masyarakatnya,” papar mantan Ketua KNPI Kecamatan Soromandi itu.
Dia pun menambahkan, dalam protes kehadiran mantan Sekcam Langgudu itu sudah mulai ada titik terangnya. Diakuinya, atas respon dan pekanya Bapak Kapolres Bima, sudah ada pertemuan dengan Ibu Bupati dalam hal ini.
“Insya Allah ini ada solusinya. Kami sudah menyampaikan penolakan. Kami masih menunggu hasil pembicaraan dengan Bupati kemarin. Dan untuk Bapak Kapolres yang begitu responsif dan mau memfasilitasi hal ini. Secara pribadi dan atas nama pemuda di Soromandi, Kami ucapkan terima kasih,” ucap Gufran via ponselnya kepada Metromini, Rabu (11/1/2017) pagi ini. (RED)
Baca juga: Tokoh Pemuda Soromandi Tuduh Wabup Sebagai Dalang
Dalam pesan messenger-nya, mantan pejabat di Kementrian Pendidikan National itu menanggapi pemberitaan tersebut, Dahlan mengaku, dirinya tidak mengenal mantan Sekretaris Camat Tajuddin Noer. Dan terpilihnya sebagai Camat adalah keputusan Tim.
“Secara pribadi saya tidak mengenal ybs.meskipun sebagai sekcam langgudu Adapun terpilihnya jadi camat, adalah keputusan tim bukan wabub dalangx tk de agus salam,” ujar Dahlan dikutip dari pesan Whatsapp-nya, Rabu (11/1/2017).
Ia pun membantah keras jika dikatakan sebagai dalang dalam hal mutasi khusus untuk posisi Camat Langgudu.
“Tidak benar saya sebsi dalang atas terpilihnya sekcam langgudu sebagai camat soromandi, tdk ada kepentingan pribadi saya pada ybs,” tegas Dahlan sebelum ditanya ada tambahan komentar lainnya dari Reporter Metromini.
Di sisi lainnya, Ketua Komite Pemantau Korupsi (KPK) Bima-NTB yang juga pemuda asal Kecamatan Soromandi, Gufran, S.Pdi meminta maaf jika tidak benar ada peranan Wakil Bupati sebagai aktor atau dalang memindahkan mantan Sekretaris Camat (sekcam) Langgudu menjadi Camat di Soromandi.
Diakuinya, adapun pernyataannya di media, itu masih dalam ranah prediksi dan dugaan semata.
“Kami di Donggo memandang ras kesukuan itu adalah keharusan. Karena ada adat dan budaya Donggo yang masih lestari dan harus selaras dengan pemimpinnya. Untuk Kecamatan Donggo dan Soromandi, yang mengerti dan yang pas untuk posisi Camatnya memang harus dari suku ini. Jika tidak, maka khawatirnya akan selalu terjadi polemik saja dan bukan mensejahterakan masyarakatnya,” papar mantan Ketua KNPI Kecamatan Soromandi itu.
Dia pun menambahkan, dalam protes kehadiran mantan Sekcam Langgudu itu sudah mulai ada titik terangnya. Diakuinya, atas respon dan pekanya Bapak Kapolres Bima, sudah ada pertemuan dengan Ibu Bupati dalam hal ini.
“Insya Allah ini ada solusinya. Kami sudah menyampaikan penolakan. Kami masih menunggu hasil pembicaraan dengan Bupati kemarin. Dan untuk Bapak Kapolres yang begitu responsif dan mau memfasilitasi hal ini. Secara pribadi dan atas nama pemuda di Soromandi, Kami ucapkan terima kasih,” ucap Gufran via ponselnya kepada Metromini, Rabu (11/1/2017) pagi ini. (RED)
Biarkan Raja dan Perdana mentrinya yg mengatur pion2nya, karna mereka adalah pemenang sebagai penguasa dlm permainan catur, jangan di tuding lagi, biarkan Raja dan Perdana mentri mengatur sendiri karna ini tanggung jawab besar..
BalasHapusSistim permainan catur tak layak untuk jadi contoh, bgaimana bisa prmimpin mengorbangkan semua rakyat dan pasukannya demi dia.
BalasHapus