Skandal Wisuda di Kampus STKIP Taman Siswa Bima
https://www.metromini.info/2017/01/skandal-wisuda-di-kampus-stkip-taman.html
Sederet kegiatan akademik di STKIP Taman Siswa (Tamsis) Bima. FOTO: tembe-nggoli.blogspot.co.id/GOOGLE |
KABUPATEN BIMA – Ratusan mahasiswa di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa (Tamsis) Kabupaten Bima meradang. Pasalnya, untuk mahasiswa semester atas angkatan masuk tahun 2012 lalu di jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) dan TIK (Teknologi Ilmu Komputer), yang semestinya di wisuda bersama mahasiswa angkatan 2012 di September 2016 lalu.
Keadaannya, kini masih menggantung saja. Ratusan mahasiswa dijanjikan oleh pihak lembaga kampus akan di wisuda pada gelombang kedua di bulan Februari 2017 ini. Namun, setelah dikonfirmasi kembali oleh mahasiswa, tanggapan pihak lembaga mengundur jadwal wisuda hingga bulan Mei 2017 mendatang. Demikian keterangan yang disampaikan oleh Desrin Susanto, mahasiswa kampus setempat.
Desrin atau yang akrab dikenal dengan sapaan Desta di kampusnya itu menambahkan, ada dugaan upaya dibalik skandal penundaan mahasiswa khusus di dua jurusan tersebut.
“Mahasiswa TIK yang tahun masuknya 2012 lalu, oleh pihak lembaga diduga kuat merubah Nomor Induk Mahasiswa (NIM) mereka terdaftar di tahun 2013,” ungkap aktivis Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Bima.
Pemuda asal Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu mengatakan, dari janji wisuda yang diumumkan pihak lembaga bulan Februari 2017 ini, rata-rata para mahasiswa melunasi kewajibannya dan segera menyelesaikan skripsinya semua.
“Tentu banyak orang tua dari mahasiswa TIK dan PGSD yang mengeluh dengan kebijakan kampus STKIP Taman Siswa Bima yang menunda-nunda proses mahasiswa. Tak sedikit, biaya para orang tua kami berharap janji wisuda oleh pihak lembaga bisa terlaksana di bulan dua ini seperti janji mereka sebelumnya,” pungkas pemuda kelahiran Desa Marada itu.
Desta berharap, pihak lembaga pengelola STKIP Taman Siswa Bima tidak hanya memberikan janji yang berdampak pada peningkatan income (Baca: keuntungan) ekonomi pemilik yayasan, sehingga mahasiswa dijadikan 'sapi perahan'.
“Kami ingin pihak lembaga STKIP Tamsis Bima, serius mewisuda ratusan orang mahasiswa yang harusnya bulan sembilan tahun lalu sudah di wisuda. Namun, hingga kini belum jelas juntrungannya,” pungkas Desta, mahasiswa Jurusan Sejarah kampus setempat.
Sementara itu, pihak pengelola baik lembaga dan pemilik Yayasan STKIP Taman Siswa Bima, yang dikunjungi Reporter Metromini sejak pekan lalu tidak bisa dihubungi. Menurut keterangan staf kantor kampus itu, mereka tidak berani memberikan tanggapan soal wisuda mahasiswa tersebut.
“Kami tidak bisa memberikan keterangan, silahkan hubungi pak ketua langsung saja atau Pak Doktor Ibnu,” ujar staf yang tak ingin menyebutkan identitas dirinya itu, Senin (30/1/2017) pagi tadi. (RED)
Baca juga: Aksi Mahasiswa Tuntut Ahok Ditahan, Tutup Akses Jalan Nasional
Keadaannya, kini masih menggantung saja. Ratusan mahasiswa dijanjikan oleh pihak lembaga kampus akan di wisuda pada gelombang kedua di bulan Februari 2017 ini. Namun, setelah dikonfirmasi kembali oleh mahasiswa, tanggapan pihak lembaga mengundur jadwal wisuda hingga bulan Mei 2017 mendatang. Demikian keterangan yang disampaikan oleh Desrin Susanto, mahasiswa kampus setempat.
Desrin atau yang akrab dikenal dengan sapaan Desta di kampusnya itu menambahkan, ada dugaan upaya dibalik skandal penundaan mahasiswa khusus di dua jurusan tersebut.
“Mahasiswa TIK yang tahun masuknya 2012 lalu, oleh pihak lembaga diduga kuat merubah Nomor Induk Mahasiswa (NIM) mereka terdaftar di tahun 2013,” ungkap aktivis Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Bima.
Pemuda asal Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu mengatakan, dari janji wisuda yang diumumkan pihak lembaga bulan Februari 2017 ini, rata-rata para mahasiswa melunasi kewajibannya dan segera menyelesaikan skripsinya semua.
“Tentu banyak orang tua dari mahasiswa TIK dan PGSD yang mengeluh dengan kebijakan kampus STKIP Taman Siswa Bima yang menunda-nunda proses mahasiswa. Tak sedikit, biaya para orang tua kami berharap janji wisuda oleh pihak lembaga bisa terlaksana di bulan dua ini seperti janji mereka sebelumnya,” pungkas pemuda kelahiran Desa Marada itu.
Desta berharap, pihak lembaga pengelola STKIP Taman Siswa Bima tidak hanya memberikan janji yang berdampak pada peningkatan income (Baca: keuntungan) ekonomi pemilik yayasan, sehingga mahasiswa dijadikan 'sapi perahan'.
“Kami ingin pihak lembaga STKIP Tamsis Bima, serius mewisuda ratusan orang mahasiswa yang harusnya bulan sembilan tahun lalu sudah di wisuda. Namun, hingga kini belum jelas juntrungannya,” pungkas Desta, mahasiswa Jurusan Sejarah kampus setempat.
Sementara itu, pihak pengelola baik lembaga dan pemilik Yayasan STKIP Taman Siswa Bima, yang dikunjungi Reporter Metromini sejak pekan lalu tidak bisa dihubungi. Menurut keterangan staf kantor kampus itu, mereka tidak berani memberikan tanggapan soal wisuda mahasiswa tersebut.
“Kami tidak bisa memberikan keterangan, silahkan hubungi pak ketua langsung saja atau Pak Doktor Ibnu,” ujar staf yang tak ingin menyebutkan identitas dirinya itu, Senin (30/1/2017) pagi tadi. (RED)
Baca juga: Aksi Mahasiswa Tuntut Ahok Ditahan, Tutup Akses Jalan Nasional
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.