Sebab Pembunuhan di Sape, Bukan Karena Tanah Lelang
https://www.metromini.info/2017/01/sebab-pembunuhan-di-sape-bukan-karena.html
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Informasi dan Pemberitaan, Ruslan, S. Sos. FOTO: Amirulmukminin/METROMINI |
KABUPATEN BIMA - Tiga hari yang lalu, tepat pada Senin (23/1/2017) terjadi pertumpahan darah di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima. Diisukan, penyebab dua nyawa terengut adalah sengketa tanah lelang milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima.
Namun hal itu dibantah oleh Kepala Sub Bagian (Kasubag) Informasi dan Pemberitaan, Ruslan, S. Sos. Setelah Ruslan mengkonfirmasi ke Camat Sape, konflik tersebut tidak ada kaitannya dengan tanah lelang.
"Saya sudah telpon Pak Camat Sape, menurut cerita Pak Camat tanah yang diributkan itu bukan tanah lelang," tuturnya saat ditemui oleh Reporter Metromini di ruang kerjanya, Rabu (25/1/2017) siang tadi.
Baca juga:
Memang diakui, tanah tersebut memang milik pemerintah Kabupaten Bima. Tapi itu dulu, sebelum tahun 1996. Namun sejak tahun 1996, tanah tersebut bukan lagi milik Pemkab Bima.
Tanah tersebut lanjut dia, diberikan kepada salah satu warga sebagai ganti tanah warga yang digunakan untuk membangun SMP 4 Sape di Desa Sangiang.
"Karena Pemkab membangun SMP 4 di tanah warga, maka pemerintah memberikan tanah Pemkab yang ada di Desa Naru Barat. Itu artinya sudah tukar guling," tuturnya.
Itu artinya, sambung dia, konflik yang terjadi antar warga tersebut tidak ada kaitan dengan tanah lelang. Namun konflik keluarga, yang memperebutkan tanah warisan tersebut.
"Konflik itu kata pak camat, konflik keluarga. Antara keluarga Ruslan dan Siti Hawa. Dan mereka ini masih keluarga," pungkasnya. (RED)
Namun hal itu dibantah oleh Kepala Sub Bagian (Kasubag) Informasi dan Pemberitaan, Ruslan, S. Sos. Setelah Ruslan mengkonfirmasi ke Camat Sape, konflik tersebut tidak ada kaitannya dengan tanah lelang.
"Saya sudah telpon Pak Camat Sape, menurut cerita Pak Camat tanah yang diributkan itu bukan tanah lelang," tuturnya saat ditemui oleh Reporter Metromini di ruang kerjanya, Rabu (25/1/2017) siang tadi.
Baca juga:
- Sengketa Lahan, Dua Nyawa Melayang di Sape
- Pengumuman Lelang Tanah Ditunda Lagi
- Peserta Lelang Tanah, Ngamuk di Kantor Bupati
- Aktivis: Sekda dan Dewan Harus Bersinergi Soal Tanah Lelang
Memang diakui, tanah tersebut memang milik pemerintah Kabupaten Bima. Tapi itu dulu, sebelum tahun 1996. Namun sejak tahun 1996, tanah tersebut bukan lagi milik Pemkab Bima.
Tanah tersebut lanjut dia, diberikan kepada salah satu warga sebagai ganti tanah warga yang digunakan untuk membangun SMP 4 Sape di Desa Sangiang.
"Karena Pemkab membangun SMP 4 di tanah warga, maka pemerintah memberikan tanah Pemkab yang ada di Desa Naru Barat. Itu artinya sudah tukar guling," tuturnya.
Itu artinya, sambung dia, konflik yang terjadi antar warga tersebut tidak ada kaitan dengan tanah lelang. Namun konflik keluarga, yang memperebutkan tanah warisan tersebut.
"Konflik itu kata pak camat, konflik keluarga. Antara keluarga Ruslan dan Siti Hawa. Dan mereka ini masih keluarga," pungkasnya. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.