Lagi, Soal Bantuan CFK, Kantor Lurah Nae Disegel Warga

Warga berdialog dengan aparat TNI terkait protes mereka terhadap dana bantuan CFK. Foto: Dedi Irawan/METROMINI
KOTA BIMA - Sejumlah warga di Kelurahan Nae, kembali memprotes dugaan penyelewengan anggaran Cash For Work (CFK) yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI yang disalurkan melalui rekening Rukun Warga (RW).

Jum’at (6/1/2017) siang tadi, puluhan warga ‘mengamuk’ dan memprotes distribusi bantuan dana yang sarat kolusi dan nepotisme. Bahkan, warga pun menyegel kantor Kelurahan Nae.

Seorang warga, Dodi mengaku, pembagian ini sama sekali tidak merata. Dari pantauan Reporter Metromini Warga yang punya keluarga dan memiliki rumahnya sendiri dan jelas-jelas menjadi korban bencana ini, tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Seperti diketahui, rumah milik warga yang menjadi korban banjir telah dianggarkan senilai Rp500.000 per kk. Total bantuan adalah Rp10 miliar.

Masih menurut Dodi, keluarga dia yang masing-masing telah memiliki rumahnya masing-masing dan hidup berdampingan tidak dapat bantuan. Anehnya, bantuan ini malah didapatkan oleh 3 keluarga yang menetap dalam satu rumah.

“Saya pertanyakan! Kenapa yang punya rumah ada 3 keluarga seperti di rumahnya Pak RW ko bisa dapat semua. Padahal mereka hidup dalam satu rumah saja. Sedangkan kami yang masing-masih sudah berkeluarga dan memiliki rumah masing-masing dan hidup berdempetan malah tak dapat bantuan ini,” kesal dia dalam penyampaian aspirasinya saat demo menyegel Kantor Kelurahan Nae siang tadi.

Ia melanjutkan, warga yang ada di Lingkungan Nae dan sudah lama menetap, korban banjir juga malah tidak mendapat bantuan. Sedankan rumah yang baru dibangun yang dapat uang Rp500.000 dari pendataan pihak RT dan RW.

“Satu lagi, rumah saya yang sudah di bangun berapa tahun tidak kebagian, malah yang dapat itu orang yang rumahnya baru di bangun kemarin,” herannya.

Dia pun sempat mempertanyakan hal ini kepada Ketua RT di lingkungannya. Diakuinya, jawaban Ketua RT malah dijanjikan dirinya akan diberikan lewat kantung pribadi Ketua RT.

“Saat saya komplain hal ini. Nanti saya kasih uang pribadi saya, itu jawaban Pak RT ke saya. Inikan aneh, gaji Ketua RT saja belum segitu per bulannya. Apalagi mau memberikan untuk ke Saya. Terus anggaran bantuan dari pemerintah itu dimana. Kami lihat proses distribusi ini, bau nepotismenya saja yang terjadi,” imbuhnya.

Dijelaskannya, rarga Kampung Nae menginginkan Ketua RT, Ketua RW serta Lurah Nae datang untuk klarifikasi maslaah ini. Pihaknya menilai masalah pembagian ada hal yang tidak merata caranya.
“Di Kampung Na'e ada 3 RW sampai 12 RT. Dari 12 RT ini banyak yang tidak kebagian anggaran bantuan setengah juta dari Pemrerintah itu,” ucapnya.

Pantauan Metromini, hingga penyegelan kantor Lurah Nae terjadi siang tadi, pihak Lurah, Ketua RW hingga Ketua RT tak ada yang menemui para warga yang protes. Kondisi protes pun sempat terjadi ketegangan antara yang pro dan kontra. Namun, berhasil diredam oleh para warga lainnya.(RED)

Baca juga:

Related

Kabar Rakyat 720800315703126528

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item