Janda di Serae Terlunta-lunta Hidupnya


Jae (40) saat melakukan aktivitas usahanya. Foto: Dedi Irawan/METROMINI

KOTA BIMA – Kemiskinan masih menjadi potret di Kota ini. Tak hanya sebelum banjir dua episode melanda Kota Bima, kehidupan Istri yang ditinggal mati suaminya ini begitu mengiris hati. Betapa tidak, sejak dulu kala dia tak memiliki tempat tinggal bersama dua anaknya yang terakhir menginjak usia 2 tahun. Ibu ini bernama Jae lengkapnya Jaenab (40).

Keseharian Jaenab hanyalah menggantungkan hidup dengan penjual tahu tempe dan telur goreng untuk bisa hidup bersama dua buah hatinya. Tak ada tempat tinggal, hidupnya menumpang dan terlunta-lunta dan tak ada keluarga yang bisa membantunya. Karena rata-rata mereka miskin dan papa.

Pasca bencana, hidup Jae kian parah saja. Kata dia, kalau dulu sebelum bencana masih ada rumah tetangga untuk menutup langit dari gelapnya malam. Namun, sekarang rumah yang biasanya dihuni dan diinap bersama anak-anaknya dalam kondisi yang rusak parah.

“Saat banjir kemarin saya hanya bisa sabar dan tawakal. Untuk tidur pun susah karena rumah-rumah banyak yang terendam banjir, tidurpun di bale-bale (Serambi, red),” ucap Jai, sembari menggoreng tahu dan tempe jualannya, Senin (9/1/2017) pagi tadi.

Tak ada kata-kata yang terlihat optimis dari lisan Jae. Dia hanya bisa tersenyum dan hanya berkata bersyukur karena bisa hidup dan membesarkan anaknya walaupun kondisinya menumpang di rumah tetangga.

Sedikit suara tegas terucap dari nada suara janda yang ditinggal pergi suaminya ini.

“Saya bersyukur bisa mendapatkan kebagian juga dari anggaran dana bantuan dari pemerintah yang Rp500.000. Saya berterima kasih kepada Pak RT/RW sudah membagikan juga untuk saya,” ujarnya.

Diakuinya, warga kampung RT. 01 RW. 02 Kelurahan Sarae, merasa pembagian uang ini adil ditempatnya.

“Pak RT dan RW yang membagikannya untuk warganya tidak terkecuali satupun yang nggak dapat anggaran yang dibagikan. Terimakasih karena sudah bertugas dengan baik dan jujur untuk warga Kampung Sarae,” tutur dia.

Sementara itu, Jae mengaku dengan modal Rp500 ribu, ini dirinya bisa menambah usaha gorengan miliknya.

“Uang ini untuk tambahan modal usaha saya (gorengan jenis tempe, tahu dan telur goreng). Saya akan jualan keliling ini. Karena pekerjaan ini yang saya bisa untuk menghidupi keluarga kecil saya. Walau menumpang, saya bahagia asal dekat dengan kedua buah hati saya,” tutup Jae yang menyampaikannya dengan bahasa Bima itu kepada Reporter Metromini di tempat usahanya. (RED)

Related

Kabar Rakyat 4066197379886419922

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item