Hari Jum’at Kemarin, Warga Kore Dapat ‘Paket’ Banjir
https://www.metromini.info/2017/01/hari-jumat-kemarin-warga-kore-dapat.html
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kore, salah satu sekolah yang terkena dampak banjir, Jum'at, 20 Januari 2017 kemarin. FOTO: Agus Gunawan (CR)/METROMINI |
KABUPATEN BIMA – Kepanikan melanda warga Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, Jum’at (20/1/2017) siang kemarin. Pasalnya, kedatangan bencana banjir bandang yang datang hanya di Desa Kore saja. Teguran Tuhan ini kian memilukan juga. Di tengah warga Desa Kore hendak menjalankan sholat Jum’at, tiba-tiba saja banjir datang dan air bahnya masuk ke beberapa dusun yang ada.
Pantauan Koresponden Metromini, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 12.00 WITA, Jum'at siang kemarin. Wilayah yang terkena banjir adalah Dusun Bole, Dusun Doro Fare, kawasan pasar dan kawasan pinggir laut.
Tak hanya rumah warga. Beberapa sekolah pun terkena dampak banjir bandang yang tahun lalu pun bencana yang sama melanda desa ini.
Menurut Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kore, Ruslin M. Nur, S.Pdi, banjir bandang yang datang pas warga ingin berangkat Sholat Jum'at ketinggian air hingga dua meter. Kata dia, kalau air yang masuk di MIN Kore setinggi satu meter.
Diakuinya, hujan kemarin tidak terlalu besar di lingkungan pemukiman warga. Namun, lebatnya curah hujan ada di kawasan pegunungan saja. Dia pun khawatir jika kondisi hujan datangnya lebih lama.
"Mungkin kalau hujan 1 sampai 2 jam lagi datangnya, ceritanya akan lebih parah lagi. Contohnya tahun lalu, pas banjir datang, ketinggian air yang masuk di sekolah hingga 2 meter. Pagar belakang sekolah saja jebol pas banjir itu,” tutur Ruslin, Sabtu, 21 Januari 2017.
Ia mengaku, kegiatan dan proses belajar mengajar di MIN Kore sementara ini dihentikan dulu. Fasilitas yang ada di sekolah ini hancur dan semua buku mata pelajaran juga pada rusak semuanya.
“Padahal, baru beberapa bulan kami membeli buku-buku untuk belajar siswa dan guru. Yah, mau dibilang apa. Semua sudah hancur semua,” ucap dia terdengar memelas dan hanya bisa tabah dengan ujian yang ada.
Ruslin berharap, Pemerintah bisa memperhatikan sekolah ini, Diakuinya, selama ini, untung ada ADB tahun 2005 lalu baru mendapat bantuan bangunan.
“Kalau mau jujur, sekolah kami ini sejak berdirinya sampai sekarang baru satu kali mendapatkan bantuan. Itu pun berkat ADB tahun 2005 silam,” pungkasya
Dia menambahkan, di MIN Kore, para siswa dan siswinya adalah anak-anak miskin semua. Diantara mereka ada yang tidak memiliki orang tua. Jumlah murid ada 89 orang.
“Saya berharap, agar bisa segera mendapat bantuan atas segala kerugian yang ada di sekolah kami,” ucap dia.
Sementara itu,kondisi lapangan di Desa Kore, selain MIN Kore, kondisi sekolah yang mengalami kerusakan pasca banjir kemarin adalah SDN 3 Kore dan SMPN I Kore.
Di sisi lainnya, dengan terjadinya bencana banjir ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPD) Kabupaten Bima, Ir. H. Taufik Rusdi langsung turun di lapangan.
Kata dia, bencana alam ini normatif dan karena sikap serta ulah manusia. Dia mencontohkan, perbuatan manusia saat ini tidak taat pada hutan, akhirnya, air gunung tanpa penghalang langsung turun membawakan air bahnya masuk ke kampung-kampung.
Menurutnya Rusdi, banjir ini tidak mengalami kerugian yang cukup signifikan. Kedatangannya pun di Desa Kore dalam rangka mengidentifikasi kerusakan pasca banjir bandang yang melanda Jum'at kemarin.
"Dalam rangka penanggulangan banjir di Kore. Kita akan mendata dan mengidentifikasi dulu berapa sih tinggkat kerugian masyarakat,” ujar mantan pejabat di Dinas PU Kabupaten Bima yang tersandung kasus dugaan korupsi sampan fiberglas beberapa tahun yang lalu itu. (RED)
Pantauan Koresponden Metromini, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 12.00 WITA, Jum'at siang kemarin. Wilayah yang terkena banjir adalah Dusun Bole, Dusun Doro Fare, kawasan pasar dan kawasan pinggir laut.
Tak hanya rumah warga. Beberapa sekolah pun terkena dampak banjir bandang yang tahun lalu pun bencana yang sama melanda desa ini.
Menurut Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kore, Ruslin M. Nur, S.Pdi, banjir bandang yang datang pas warga ingin berangkat Sholat Jum'at ketinggian air hingga dua meter. Kata dia, kalau air yang masuk di MIN Kore setinggi satu meter.
Diakuinya, hujan kemarin tidak terlalu besar di lingkungan pemukiman warga. Namun, lebatnya curah hujan ada di kawasan pegunungan saja. Dia pun khawatir jika kondisi hujan datangnya lebih lama.
"Mungkin kalau hujan 1 sampai 2 jam lagi datangnya, ceritanya akan lebih parah lagi. Contohnya tahun lalu, pas banjir datang, ketinggian air yang masuk di sekolah hingga 2 meter. Pagar belakang sekolah saja jebol pas banjir itu,” tutur Ruslin, Sabtu, 21 Januari 2017.
Ia mengaku, kegiatan dan proses belajar mengajar di MIN Kore sementara ini dihentikan dulu. Fasilitas yang ada di sekolah ini hancur dan semua buku mata pelajaran juga pada rusak semuanya.
“Padahal, baru beberapa bulan kami membeli buku-buku untuk belajar siswa dan guru. Yah, mau dibilang apa. Semua sudah hancur semua,” ucap dia terdengar memelas dan hanya bisa tabah dengan ujian yang ada.
Ruslin berharap, Pemerintah bisa memperhatikan sekolah ini, Diakuinya, selama ini, untung ada ADB tahun 2005 lalu baru mendapat bantuan bangunan.
“Kalau mau jujur, sekolah kami ini sejak berdirinya sampai sekarang baru satu kali mendapatkan bantuan. Itu pun berkat ADB tahun 2005 silam,” pungkasya
Dia menambahkan, di MIN Kore, para siswa dan siswinya adalah anak-anak miskin semua. Diantara mereka ada yang tidak memiliki orang tua. Jumlah murid ada 89 orang.
“Saya berharap, agar bisa segera mendapat bantuan atas segala kerugian yang ada di sekolah kami,” ucap dia.
Sementara itu,kondisi lapangan di Desa Kore, selain MIN Kore, kondisi sekolah yang mengalami kerusakan pasca banjir kemarin adalah SDN 3 Kore dan SMPN I Kore.
Di sisi lainnya, dengan terjadinya bencana banjir ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPD) Kabupaten Bima, Ir. H. Taufik Rusdi langsung turun di lapangan.
Kata dia, bencana alam ini normatif dan karena sikap serta ulah manusia. Dia mencontohkan, perbuatan manusia saat ini tidak taat pada hutan, akhirnya, air gunung tanpa penghalang langsung turun membawakan air bahnya masuk ke kampung-kampung.
Menurutnya Rusdi, banjir ini tidak mengalami kerugian yang cukup signifikan. Kedatangannya pun di Desa Kore dalam rangka mengidentifikasi kerusakan pasca banjir bandang yang melanda Jum'at kemarin.
"Dalam rangka penanggulangan banjir di Kore. Kita akan mendata dan mengidentifikasi dulu berapa sih tinggkat kerugian masyarakat,” ujar mantan pejabat di Dinas PU Kabupaten Bima yang tersandung kasus dugaan korupsi sampan fiberglas beberapa tahun yang lalu itu. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.