Berburu "Emas" di Kubangan Lumpur

Lumpur. Foto: dakta.com
KOTA BIMA - Puluhan truk mengantri. Berton-ton sampah bercampur lumpur siap dibongkar. Bau busuk menembus masker tipis seharga Rp 2.000. Baunya sangat kuat.

Jalan yang tersisa tinggal separuh. Itupun dipenuhi oleh lumpur yang licin. Beberapa kendaraan yang ingin melewati jalan Sonco Tengge, tepatnya di atas pom bensin Amahani harus bersabar dan mengantri. Mencuri-curi kesempatan, sela-sela bongkar sampah antara truk yang satu dengan yang lain.

Sementara itu, di sisi jalan yang lain, tampak eskavator sibuk meratakan gunungan sampah sumbangan dari berbagai wilayah di Kota Bima. Sesekali, alat berat tersebut sigap penjemput bongkahan sampah dari puluhan truk yang sudah mengantri.

Tidak jauh dari gunung sampah tersebut. Berdiri puluhan perempuan dan pria. Bukan untuk menikmati pemandangan atau aktivitas bongkar sampah tersebut. Melainkan, mereka tengah mencari "Batangan Emas" yang terkubur lumpur hitam tersebut.

Benar saja, tumpukan barang berharga yang dilumuri lumpur disimpan tidak teratur disekitar mereka. Tentu saja setiap orang, punya "Kawasan" penyimpanan sendiri.

Setiap ada truk yang hendak membongkar muatannya. Dengan sigap para ibu-ibu memasang kuda-kuda untuk menyerbu barang berharga bercampur lumpur yang akan dibongkar. Alhasil, berbagai macam barang-barang berharga dan layak digunakan terselamatkan. Ada piring, kipas angin, sendok dan perkakas rumah tangga lainnya.

Kadang mereka juga berebut dengan eskavator. Sebelun esfaktor menancapkan giginya ke kubangan lumpur, tangan para ibu-ibu sudah meraihnya terlebih dahulu. Kadang pula, sebelum mereka sempat mengambilnya, eskavator lebih dulu bergerak.

"Maira, ricu sawatipu karopu lode ke. Wati bune-bunena, lu'u ra. Gaga barang ka. Ricu mbuipu gaga na ke (Ayok, cepat ambil sebelum diratakan. Tidak apa-apa, maju aja. Itu bagus barangnya. Cepat itu masih bagus)," ujar para ibu-ibu saling provokasi yang lain.

Dengan keberanian menantang alat berat tersebut, mereka berhasil menyelamatkan barang-barang sisa banjir tersebut. Terlihat senyum bahagia, dengan candaan yang diekspresikan tawa berbahak-bahak, menghiasi penyerbuan emas mereka siang itu.

Baca juga:

Tidak hanya di Sonco Tengge saja, aksi penyerbuan barang sisa banjir terjadi di mana-mana. Di pasar Raya Bima, tempat pembuangan alternatif sampah di jalan Lintas Ue-Kolo, dan lain-lainnya.

Ada TV berbagai ukuran, kulkas berbagai model, kursi dan lainnya. Walau ada kesedihan dan air mata dalam musibah ini, tapi juga ada senyum bahagian bagi mereka yang lama merindukan memiliki barang-barang yang malah dijual ketika kondisi normal. (RED)

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item