Ada Kepentingan ‘Asing’ di Balik Sampah Banjir Sonco Tengge

Tumpukan sampah di Sonco Tengge. Foto: Agus Mawardy/METROMINI
KOTA BIMA – Saat kita melintasi tanjakan Sonco Tengge, terlintas rasa jijik dan sangat kotor tanjakan yang mengarah masuk menuju Kelurahan Sambinae, Kota Bima. Tumpukan sampah yang berseliweran yang seolah sengaja dibiarkan itu menjadi perhatian banyak pihak. Apa maksud dengan kehadiran sampah di kawasan strategis Kota Bima itu?

Baca juga:

Ditelusuri lebih lanjut. Tumpukan sampah itu sengaja dirapikan di bagian selatan jalan. Sampah-sampah sisa banjir itu ditumpukan di atas tanah yang ditelisik dan diduga adalah milik salah satu pengusaha warga keturunan.

Selain meninggikan nilai strategis tanah di belakang (bagian timur) SPBU Amahami. Kondisi ini pun dimanfaatkan oleh rakyat untuk mencari 'sesuap nasi' di sana.

“Baru kali ini saya melihat ada pemulung di Kota Bima,” ujar Robin, staf kantor Metromini.

Di sisi lainnya, warga Kelurahan Panggi, Lukman beranalisa. Menurut dia, tumpukan sampah ini disengaja. Mengorbankan kepentingan umum dengan merusak jalan. Dengan meninggikan nilai harga tanah yang awalnya curam dan karena sejajar dengan bahu jalan akhirnya bisa meninggikan harga ekonomisnya.

“Ini kan curang namanya. Kok sampah yang harusnya di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kelurahan Oi Fo'o sana. Malah dibuang di tanjakan Sonco Tengge yang merupakan jalur alternatif masuknya ke Kota Bima,” ujar dia menduga tanah tumpukan sampah tersebut adalah milik warga keturunan yang kabarnya adalah pemilik Toko depan Lancar Jaya.

Lukman pun menyayangkan kondisi jalan yang rusak akibat pembuangan sampah di lokasi tanjakan Sonco Tengge itu. Intinya, Pemerintah Kota Bima jangan tambah berkelakuan aneh saja.

“Kan ngak ada aturan tanjakan Sonco Tengge dijadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Kok, ke sana sampah-sampah pasca bencana di buang dan tidak ditegur oleh Pemerintah,” ungkap pria yang akrab disapa Luken itu, Jum’at (13/1/2017) pagi ini.

Selain itu, bagi para pendatang yang membawa bantuan, kesan kumuh yang mencerminkan hadirnya pemulung di Kota Bima sudah mulai tercermin dengan adanya warga yang memungut barang-barang yang mungkin masih memiliki nilai layak jual.

“Saya sangat prihatin. Ada degradasi profesi warga dengan kehadiran pemulung. Dari mana cerita ada pemulung di Kota Bima. Tolong Pemerintah waspadai hal ini. Ini harga diri daerah dan masyarakat kita yang harus dijaga oleh semua pihak,” tandas dia.

Sementara itu, Plt. Kabag Humas dan Protokoler setda Kota Bima mengatakan, soal lokasi pembuangan sampah di Sonco Tengge itu sifatnya sementara saja.

"Sampah di sana dibuang untuk sementara saja," ujar dia belum lama ini kepada Reporter Metromini.

Di sisi lainnya, terduga pemilik tanah di lokasi tersebut sedang dalam upaya konfirmasi lebih lanjut. (RED)

Related

Kabar Rakyat 5955994810790989209

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item