3 Masjid yang Menjadi Kebanggaan Dinasti Islam

HISTORIA - Pada abad pertengahan, Dinasti Fatimiyah menjadikan Kairo sebagai pusat pemerintahan, Persia yang saat itu dikuasai Dinasti Abbasiyah juga memainkan peranan yang hampir sama pentingnya di Baghdad. Cordoba di Eropa juga menjadi pusat pemerintahan bagi Dinasti Umayyah.

Baca juga:

Pada masa keemasannya, mereka membangun istana dan pusat-pusat intelektual bagi peradaban Islam. Selain itu, membangun masjid menjadi simbol kebanggaan tersendiri bagi ketiga Dinasti dalam sejarah Islam tersebut.

Dinasti Abbasiyah di Baghdad membangun Masjid Samarra, Dinasti Umayyah memiliki Masjid Cordoba, dan Fatimiyah bangga dengan Masjid Al-Azhar.

Berikut adalah 3 masjid yang menjadi kebanggaan dalam sejarah Dinasti Islam seperti dilansir dari Republika, Rabu (4/1/2017)

Masjid Samarra


Terletak di Kota Samarra, Irak, Masjid Agung Samarra dibangun pada abad ke-9. Diperkirakan masjid ini dibangun pada tahun 848 M, dan memakan waktu selama empat tahun.

Masjid Samarra dibangun oleh al-Mutawakkil, yang merupakan khalifah ke-10 Dinasti Abbasiyah.

Arsitektur masjid ini unik, menara yang dikenal sebagai Menara Malwiya atau Menara Samarra berbentuk spiral dan mirip cangkang siput. Masjid ini berjarak 125 kilometer ke arah utara Baghdad dan letaknya di sebelah timur Sungai Tigris.

Masjid dengan bahan batu bata yang dibakar ini, lebih mirip benteng pertahanan bila dilihat secara sekilas. Hal ini dikarenakan tidak ada simbol yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut adalah masjid.

Masjid Cordoba


Di Spanyol, Masjid Cordoba disebut Le Mezquita. Pada tahun 1994, Bangunan megah nan indah tersebut didaulat UNESCO sebagai tempat yang sangat penting dan bersejarah.

Masjid Cordoba menjadi saksi sejarah sekaligus peninggalan masa keemasan pada era kejayaan Dinasti Umayyah

Pada tahun 785 M, Masjid Cordoba hanya berupa rancangan saja. Dua tahun setelahnya, hal itu diwujudkan menjadi masjid oleh Khalifah Abdurrahman I. Di bangun di atas tanah seluas 5.000 meter persegi, awalnya bangunan masjid hanya berukuran 70 meter persegi.

Beberapa kali mengalami renovasi, bangunan masjid ini menjadi lebih besar, panjangnya dari utara ke selatan mencapai 175 meter dengan lebar 134 meter dari timur ke barat.

Di masa kejayaannya, masjid ini dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas. Malam harinya memanfaatkan 4.700 buah lampu sebagai penerangnya. Maka tidak mengherankan, dalam setahun masjid tersebut menghabiskan 11 ton minyak.

Masjid Al-Azhar


Masjid ini dibangun lebih dari 1000 tahun silam, tepatnya pada 359 H atau 970 M yang awalnya dirancang sebagai pusat pembinaan kaum Muslimin.

Masjid Al-Azhar merupakan masjid tertua di Kairo dan hingga saat ini masih berdiri kokoh di kawasan El Hussein Square, yang terletak di bagian kota tua Kairo.

Pada 24 Jumadil Awal 359 H/4 April 970 M, seorang panglima perang penguasa keempat Dinasti Fatimiyah, Jawhar al-Shiqillilah memulai pembangunan Masjid Al-Azhar. Dua tahun kemudian, tepat pada Ramadhan 361 H/Juli 972 M, masjid tersebut diresmikan seusai shalat Jumat.

Arsitektur Masjid Al-Azhar awalnya meniru arsitektur Masjidil Haram dengan bentuk satu bangunan yang terbuka di tengahnya. Luasnya pun hanya setengah luas masjid yang sekarang. (RED | REPUBLIKA.COM)

Related

Historia 7899177781155146898

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item