Matematika dan Pendidikan Dasar di Singapura

Menguasai matematika di level pendidikan dasar adalah salah satu kunci pendidikan di Singapura. Foto: BBC News

SINGAPURA - "Jika Anda berpikir matematika adalah pelajaran yang sulit, Anda tidak akan berhasil," Ujar Hai (10 tahun) murid kelas 4D di Sekolah Dasar Woodgrove.
Sama seperti beberapa murid lainnya di kelas itu, Hai ikut menjelaskan pelajaran matematika.
Seluruh kelas baru saja menyelesaikan satu soal, bergantian untuk berdiri dan menjelaskan bagaimana cara mereka dalam menyelesaikan soal itu.
Dan mereka melakukan hal ini dalam bahasa Inggris, salah satu dari beberapa bahasa yang digunakan di Singapura.
Ternyata ada lebih dari satu cara untuk mencapai solusi yang tepat.
Apa yang mengesankan adalah komitmen mereka untuk memahami persis bagaimana melakukannya.
"Jika kita hanya melihat dan menerima jawaban guru, ketika kita tumbuh, kita mungkin tidak tahu bagaimana melakukannya lagi," kata Megna, guru di kelas 4D .

Pelajaran Dasar
Ini adalah pendekatan penguasaan matematika  yang juga diadaptasi oleh beberapa sekolah di Inggris. Bagian dari cerita sukses yang telah menarik perhatian global.
Ini juga salah satu keuntungan dari Singapura sebagai negara kecil, di mana semua guru dilatih di Institut Nasional Pendidikan secara terpusat.

Direktur Institut Nasional Pendidikan Singapura (SIE), Profesor Tan Oon Seng, mengatakan mereka merekrut guru dari sisi kedalaman pengetahuan mereka tentang subjek yang diajarkan dan berharap mereka mampu memastikan setiap anak dapat menangkap dan memahami pelajaran dasar.
"Kami percaya pada pendidikan dasar, bahwa jika anak kita mau terdidik dengan baik, Anda harus mengajarkan mereka bahasa dasar dan tata bahasa dalam berbagai disiplin ilmu. Bahasa di mana Anda dapat membaca, bahasa di mana Anda dapat memahami angka."
Singapura juga telah berpikir jauh tentang bagaimana membuat profesi mengajar adalah sebuah profesi yang punya prestise.
Status relatif tinggi karena persaingan untuk menjadi seorang pengajar juga tinggi.

Guru dapat mengikuti jalur karir yang membawa mereka menjadi Kepala Sekolah, seorang peneliti dalam pendidikan atau guru di kelas.
Mereka mendapatkan waktu untuk memperdalam pengetahuan mereka dan mempersiapkan pelajaran.

Namun Singapura tidak berhenti sampai disitu.
Di jenjang sekolah menengah mereka menyuntikkan lebih banyak kreativitas dalam pembelajaran.
Di sekolah menengah Montfort mereka mendorong anak-anak remaja untuk membuat purwarupa produk, pengukuran jarak dari sistem pintar penyiraman taman ke papan elektronik.
Menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah pada dunia nyata.  Yang juga merupakan parameter dalam tes PISA (The Programme for International Student Assessment).

Ruang kosong di sekolah disulap menjadi apa yang mereka sebut "Makers lab".
Alat dan bahan sederhana akan tersedia bagi para siswa untuk digunakan dalam waktu luang mereka, untuk membuat benda eksperimen yang bisa dibawa pulang.
Jika mereka ingin mengetahui bagaimana untuk menerangi gitar mereka dengan lampu LED, ini adalah tempat dimana mereka dapat melakukannya.
"Kami ingin membuat metode belajar otentik bagi siswa. Ini harus berhubungan dengan dunia nyata, sehingga membantu mereka belajar, bukan hanya dalam sains tetapi di banyak aspek lain," kata guru Ricky Tan Pee Loon.

Kelebihan lain yang mencolok dari pendidikan Singapura adalah bahwa kepala sekolah dirotasi antar sekolah setiap enam sampai delapan tahun
Jadi dititikberatkan pada peningkatan kolaborasi.
Khoo Tse Horng, kepala di sekolah menengah St Hilda, mengatakan guru bekerja secara berbeda juga.
Ketika ia mulai mengajar, maka akan lebih banyak dibimbing oleh guru yang lebih berpengalaman.
"Guru hari ini bekerja dalam tim, mereka tumbuh bersama, mereka meneliti bersama-sama, mereka bekerja sama."

Standar Tinggi
Tapi mungkin kolaborator yang paling kuat dalam keberhasilan Singapura adalah orangtua siswa.
Sistem ini kompetitif, dengan ujian akhir Sekolah Dasar, yang mempengaruhi apakah seorang anak mendapat tempat di sekolah pilihan pertama mereka.
Murid sekolah menengah diarahkan ke dalam pola akademik yang "ekpresif" dan lebih cenderung mengarah ke ijazah teknis atau kejuruan.
Seperti yang ungkapkan oleh seorang redaktur pendidikan BBC News, Branwen Jeffreys.
Di suatu malam pukul 20.00 Branwen menonton anak-anak berlatih matematika di salah satu pusat 3Gabacus.
Lucas, enam tahun, dengan senang hati berlomba dengan waktu untuk memecahkan masalah aritmatika.
Orangtuanya Eric dan Nicole Chan memberitahu Branwen bahwa mereka membawa anak-anak mereka mengikuti pelajaran tambahan selama satu jam untuk memberi mereka kepercayaan diri ekstra.

Lucas Chan menghadiri kelas malam aritmetika untuk mengembangkan kepercayaan diri dalam pelajaran Matematika. Foto: BBC News
Namun dibalik itu tentu ada kelemahannya juga. Seperti yang diangkat di sebuah film baru-baru ini oleh para relawan dari sebuah agensi merek Singapura.
Yaitu tentang seorang gadis yang depresi dan stres untuk mencapai nilai ujian akhir yang diharapkan.
Jerome Lau, salah satu direktur di Splash, mengatakan itu terinspirasi oleh pengalaman teman.
"Jika Anda mulai menghakimi mereka dan memberi mereka label, itu benar-benar tidak adil. Setiap anak memiliki potensi masing-masing."
Sistem Singapura secara bertahap berubah untuk mencapai standar yang tinggi.
Cara berbeda dalam memberi nilai untuk menentukan peringkat siswa sedang diperkenalkan.
Ini adalah sistem yang mengakui beberapa kelemahan tetapi tetap berkomitmen untuk menjadi yang terbaik diantara yang lain.
(RED | BBC NEWS)

Related

Pendidikan 6652068980102581475

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item