Korban: Puluhan Preman Serang Warga Desa Oi Katupa, Diduga Suruhan PT. SAKP
https://www.metromini.info/2016/12/korban-puluhan-preman-serang-warga-desa.html
|
KABUPATEN BIMA - Penyerangan terhadap warga Desa Oi Katupa, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima oleh puluhan orang, yang menurut korban, adalah preman sewaan asal PT. Sanggar Agro Karya Persada (SAKP). Kejadian ini berlangsung pada hari Rabu (30/11/2016) siang. Akibat penyerangan puluhan preman ini, dua orang warga mengalami luka yang cukup serius-lantaran dibacok oleh kelompok yang menyerang. Seorang korban dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Bima dan yang lainnya menjalani pengobatan di Desa se tempat.
Menurut Seorang Warga Desa Oi Katupa, Abdul Halik (30) mengatakan, Rabu (30/11/2016) siang kemarin, tiba-tiba ada sekitar puluhan orang yang datang menyerang warga Desa Oi Katupa. Semuanya membawa senjata tajam (Baca: parang). Tanpa basa-basi, sambung Abdul, kawanan kelompok yang seperti preman itu langsung menyerang warga dengan menggunakan parang.
“Warga tidak sempat melakukan perlawanan. Selain penyerangan oleh puluhan preman itu berlangsung secara tiba-tiba. Kondisi warga banyak yang dalam keadaan istrahat. Kami tidak ada persiapan untuk melawan. Banyak warga desa memilih melarikan diri di hutan untuk menyelamatkan diri. Parahnya, kelompok penyerang itu tak pandang bulu. Siapapun yang ada di kampung, mau laki-laki, perempuan atau perempuan dewasa bahkan anak-anak pun diserang oleh mereka,” tutur Abdul dengan semangatnya.
Diakuinya, dirinya tidak tahu pasti, apa yang menjadi masalah dasar penyerangan kelompok yang tidak dikenal ini.
“Akibat serangan ini, saya mengalami luka serius di bagian tangan dan punggung. Pelaku yang membacok saya, di duga kuat karyawan atau preman sewaaan yang berasal dari PT. SAKP," ujar Abdul yang harus tetap berbaring akibat luka bacok yang dideritanya.
Abdul menambahkan, kasus ini harus segera ditangani serius oleh Pemerintah Kabupaten Bima, terutama dari pihak jajaran kepolisian.
“Pemerintah dan penegak hukum harus segera memproses persoalan ini. Para pelaku penyerangan harus dihukum sesuai aturan yang berlaku, kalau Jika tidak, Abdul khawatir aka ada pertikaian yang lebih besar lagi,: ujar Abdul di RS Muhammadiyah Bima, Rabu (30/11/2016).
Sambung Abdul, saat ini, dirinya masih menunggu kabar warga yang lainnya, Informasinya, banyak warga yang melarikan diri ke hutan.
“Untuk kondisi warga yang lainnya, apa sudah ada yang kembali ke rumahnya, atau belum, hingga kini belum ada kabarnya," kata dia.
Sementara itu karyawan pihak Humas PT. SAKP, Edi Mulyono membantah keras jika PT. SAKP disebut-sebut ikut terlibat dalam penyerangan warga Desa Oi Katupa yang terjadi Rabu siang itu.
“Kami tidak ada instruksikan atau melakukan kegiatan penghasutan terhadap karyawan perusahaan,” tegasnya via seluler yang dikonfirmasi beberapa orang awak media.
Menurut Edy, Informasi yang dia peroleh, bahwa warga Oi Katupa diserang oleh warga yang ingin melewati Jalan Lintas Sanggar-Tambora, Namun, akses jalan umum tersebut diblokir oleh warga Oi Katupa, yang mengakibatkan kemarahan warga lainnya.
"Saya tidak tahu pasti seperti apa kejadiannya, namun yang saya dengar kalau warga Oi Katupa diserang oleh para warga desa lain yang sudah berjam-jam menunggu dibukanya pemblokiran jalan. Adanya keterlibatan PT. SAKP atau karyawan dan yang lainnya, itu isu yang menyesatkan dan tidak benar kami di belakang penyerangan warga Desa Oi Katupa," tandas Edy, Kamis (01/12/2016). (RED)
Menurut Seorang Warga Desa Oi Katupa, Abdul Halik (30) mengatakan, Rabu (30/11/2016) siang kemarin, tiba-tiba ada sekitar puluhan orang yang datang menyerang warga Desa Oi Katupa. Semuanya membawa senjata tajam (Baca: parang). Tanpa basa-basi, sambung Abdul, kawanan kelompok yang seperti preman itu langsung menyerang warga dengan menggunakan parang.
“Warga tidak sempat melakukan perlawanan. Selain penyerangan oleh puluhan preman itu berlangsung secara tiba-tiba. Kondisi warga banyak yang dalam keadaan istrahat. Kami tidak ada persiapan untuk melawan. Banyak warga desa memilih melarikan diri di hutan untuk menyelamatkan diri. Parahnya, kelompok penyerang itu tak pandang bulu. Siapapun yang ada di kampung, mau laki-laki, perempuan atau perempuan dewasa bahkan anak-anak pun diserang oleh mereka,” tutur Abdul dengan semangatnya.
Diakuinya, dirinya tidak tahu pasti, apa yang menjadi masalah dasar penyerangan kelompok yang tidak dikenal ini.
“Akibat serangan ini, saya mengalami luka serius di bagian tangan dan punggung. Pelaku yang membacok saya, di duga kuat karyawan atau preman sewaaan yang berasal dari PT. SAKP," ujar Abdul yang harus tetap berbaring akibat luka bacok yang dideritanya.
Abdul menambahkan, kasus ini harus segera ditangani serius oleh Pemerintah Kabupaten Bima, terutama dari pihak jajaran kepolisian.
“Pemerintah dan penegak hukum harus segera memproses persoalan ini. Para pelaku penyerangan harus dihukum sesuai aturan yang berlaku, kalau Jika tidak, Abdul khawatir aka ada pertikaian yang lebih besar lagi,: ujar Abdul di RS Muhammadiyah Bima, Rabu (30/11/2016).
Sambung Abdul, saat ini, dirinya masih menunggu kabar warga yang lainnya, Informasinya, banyak warga yang melarikan diri ke hutan.
“Untuk kondisi warga yang lainnya, apa sudah ada yang kembali ke rumahnya, atau belum, hingga kini belum ada kabarnya," kata dia.
Sementara itu karyawan pihak Humas PT. SAKP, Edi Mulyono membantah keras jika PT. SAKP disebut-sebut ikut terlibat dalam penyerangan warga Desa Oi Katupa yang terjadi Rabu siang itu.
“Kami tidak ada instruksikan atau melakukan kegiatan penghasutan terhadap karyawan perusahaan,” tegasnya via seluler yang dikonfirmasi beberapa orang awak media.
Menurut Edy, Informasi yang dia peroleh, bahwa warga Oi Katupa diserang oleh warga yang ingin melewati Jalan Lintas Sanggar-Tambora, Namun, akses jalan umum tersebut diblokir oleh warga Oi Katupa, yang mengakibatkan kemarahan warga lainnya.
"Saya tidak tahu pasti seperti apa kejadiannya, namun yang saya dengar kalau warga Oi Katupa diserang oleh para warga desa lain yang sudah berjam-jam menunggu dibukanya pemblokiran jalan. Adanya keterlibatan PT. SAKP atau karyawan dan yang lainnya, itu isu yang menyesatkan dan tidak benar kami di belakang penyerangan warga Desa Oi Katupa," tandas Edy, Kamis (01/12/2016). (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.