Halaman Masjid Agung Jadi Kandang Hewan Liar
https://www.metromini.info/2016/12/halaman-masjid-agung-jadi-kandang-hewan.html
Hewan ternak di sekitar halaman masjid Al Muwahiddin Bima. Foto: Dedi Irawan/Metromini |
(Baca: Rezim Qurais Dituding Tak Peduli Pembangunan Mesjid Raya Bima)
“Pengurus masjid sepertinya tidur dan kurang mau menjaga areal halaman Masjid. Ternak yang masuk ke dalam halaman, sepertinya dibiarkan begitu saja. Kondisi ini sungguh kontras dan memuakkan. Banyak kotoran ternak di setiap hamparan halaman mesjid yang juga menjadi kantor MUI dan Baznas Kota Bima itu,” ujar Robin, pemuda yang melintasi jalan Sultan Hasanudin--di depan Mesjid Al Muwahidin Bima, Selasa (6/12/2016) siang tadi, kepada Metromini.
Di sisi lain. Sorotan kebijakan Pemerintah Kota Bima atas kebijakan membangun rumah ibadah, kerap mendapat masukan agar penuntasan pembangunan Mesjid Agung Al Muwahidin Bima segera dituntaskan. Namun, seperti yang diketahui, dalam APBD 2017 yang telah disahkan, arah kebijakan Pemkot Bima, lebih baik membuat mesjid baru yang nilainya belasan miliaran rupiah di kawasan pantai Amahami, ketimbang memperbaiki dan menuntaskan mesjid Agung—kebanggaan dan sekaligus ikon identitas masyarakat Kota Bima yang ketimuran.
(Baca juga: Lolos Rp 12 Miliar di APBD 2017, Walid Tetap Tolak Pembangunan Mesjid Terapung)
Melihat kondisi ini. Wartawan Metromini bertandang ke Mesjid Al Muwahidin. Salah seorang Petugas Masjid berinisial Dk mengaku, kondisi hewan ternak yang ada di halaman mesjid sudah lama terjadi.
“Kondisi ini sudah lama terjadi. Dan cara kami hanya bisa mengumumkan lewat pengeras suara agar para pemilik ternak, tidak membiarkan hewan peliharaannya liar dan memasuki halaman mesjid,” ujar Dk, yang mengaku jengkel dengan pemilik ternak yang melepas hewannya begitu saja.
Dia pun berharap agar petugas dari Pemerintah Kota Bima menertibkan keberadaan hewan ternak liar ini.
“Petugas juga, kok kayaknya cuek. Ini kan tempat ibadah, masa di mana-mana ada kotoran hewan di areal halamannya," tutur dia singkat saja.
Masyarakat lain pun angkat bicara soal kebijakan Pemerintah Kota Bima yang seolah menganaktirikan pembangunan Mesjid Agung Al Muwahidin Bima.
Wahyu, pemuda asal Kelurahan Manggemaci berharap, agar arah kebijakan Pemerintah bisa ditinjau dan dievaluasi kembali
“Boleh membangun mesjid megah dan mewah lainnya. Asalkan, Mesjid Agung Al Muwahbidin Bima sudah tuntas dan gagah pembangunannya. Ditambah lagi, tidak ada ternak yang singgah di halaman mesjid. Agar kewibawaan dan kesucian tempat ibadah terbesar di Kota Bima ini tetap terjaga,” ungkap Wahyu yang bertandang ke kantor redaksi Metromini di lingkungan BTN Sadia, Kelurahan Mpunda, Kota Bima, Selasa (6/12/2016). (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.