Golkar Kota Bima ‘di Ujung Tanduk’
https://www.metromini.info/2016/12/golkar-kota-bima-di-ujung-tanduk.html
Syamsudin alias Sedo Grogi Ketua PD Partai Golkar Kelurahan Rabadompu Barat. Foto: Agus Mawardy/METROMINI |
Seperti diketahui, tiga kali Musda yang digelar sejak bulan September 2016 duet Hj. Fera Amalia dan Alvian Indra Wirawan alias Pawang yang memperebutkan kursi Ketua DPD masih deadlock hasilnya.
Baca juga:
- Kubu Fera Tuding Musda Jilid III di Loteng Illegal
- Al Imran Minta Musda Kota Bima Dihentikan
- Lucu, Alasan Tak Ada Dana, Musda Golkar Jilid III Ditunda
- Pembacaan Putusan Sengketa Golkar Kota Bima pun Ditunda
Keadaan ini, menuai kritikan dan sorotan tajam dari kader Partai penguasa selama rezim Orde Baru itu. Menurut Ketua Pimpinan Desa/Kelurahan Rabadompu Barat, Syamsudin menilai, perseteruan panjang selama Musda hingga tiga kali digelar namun tak ada hasilnya ada dua hal yang patut diperhatikan. Pertama, kedua calon sama kuat dan kedua calon kelihatannya tak bisa berpolitik dan mempertahankan Ego. Pria paruh baya yang akrab disapa Sedo Grogi itu menilai, di tingkat pusat dualisme seperti ini sudah selesai dan ada titik temunya. Semestinya, kader Golkar Kota Bima bisa mengambil pelajaran dari hikmah dualisme di tingkat pusat.
“Jika dua orang (Fera dan Pawang) mempertahankan ego, tentu Partai Golkar sendiri yang menjadi korbannya. Masa Partai senior kerjaannya konflik saja. Malu donk dengan partai baru dan para konstituen yang ada,” ujar Grogi kepada Metromini di warung makan milik istrinya di Lapangan Pahlawan, Kecamatan Raba, Kamis (29/12/2016) kemarin.
Harusnya, sambung lelaki yang sudah bergabung dengan AMPG di era tahun 80-an itu, antara dua calon dan bisa dikatakan kader terbaik Partai Golkar saat ini melakukan negosiasi dan rekonsiliasi. Dalam hal politik itu wajar.
“Jika gontok-gontokkan gini bukan berpolitik namanya. Berkelahi miring itu yang pas sebutannya,” ungkap Sedo.
Dia berharap, konflik elit DPD II Kota Bima sudah mengantarkan keadaan Partai Golkar khusus di Kota Bima menjadi hilang kepercayaannya di mata rakyat.
“Ini partai sudah seperti telur di ujung tanduk. Mana rakyat mau percaya, konflik internal saja tidak bisa diselesaikan apalagi mau mengurus Kota Bima,” sesal Sedo sembari menekankan nada suaranya. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.