Usai Disuntik Meninggal Dunia, Balita Rizky Diduga Korban Mal Praktek di RSUD Kota Bima
Diduga terjadi mal praktek, balita asal Kota Bima, Muhammad Alfa Rizki asal Kelurahan Jatibaru, Kecamatan Asakota, Kota Bima meninggal dunia setelah disuntik cairan. (INEWS.ID/Foto) |
KOTA BIMA - Muhammad Alfa Rizki seorang balita usia 3 tahun, asal Kelurahan Jatibaru Kecamatan Asakota, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bima, setelah diberi cairan suntikan, Rabu (02/3/2022) malam lalu.
Dikutip dari situs iNews.id, balita dari pasuntri Fahrizal dan Ririn ini, diduga menjadi korban mal praktek oleh pihak medis. Sebab, tak berselang lama mendapatkan cairan suntikan dari seorang perawat, ia pun terbaring lemas hingga akhirnya meninggal dunia.
"Sekitar 5 menit setelah disuntik, Rizki langsung koma dan meninggal dunia," kata seorang keluarga korban, CT yang dikonfirmasi usai pemakaman korban, Kamis (03/3/2022) siang.
Kata CT, awalnya Rizki mengalami sakit perut dan mencret. Oleh kedua orangnya, Eizki dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bima di Lingkungan Ranggo, Kelurahan Serae, Kecamatan Rasanae Barat guna mendapatkan pertolongan medis.
Saat berada di RSID, kata dia, kondisi korban terlihat sehat dan tak ada tanda-tanda sekarat atau mengalami kondisi yang bernasib naas hingga meninggal.
"Di RSUD, Rizki masih bisa bermain handphone di tempat tidur dan juga duduk pada pangkuan ibunya. Namun, setelah diberi cairan yang disuntik tenaga medis membuat bocah tiga tahun itu tertidur selamanya," jelas CT.
Kata dia, melihat buah hatinya meninggal, tak hanya orang tuanya, keluarga pasien langsung histeris dan mencari perawat yang memberikan suntikan pada anaknya.
Namun setelah lama dicari, perawat yang kelihatan angkuh dan tak ramah itu audah tak terlihat di lokasi RSUD Kota Bima..
"Akhirnya saya bertanya pada salah seorang dokter yang datang mengecek kondisi pasien yang sudah tak bernyawa. Kata dokter tersebut, kemungkinan pasien memiliki penyakit bawaan seperti kelainan jantung," tutur CT meniru ucapan Dokter yang sempat melihat korban.
Ia pun mempertanyakan, kenapa sebelumnya pihak RSUD Kota Bima tak mengecek lebih dahulu kondisi pasien untuk mengetahui riwayat penyakit lain. Dan jangan asal menyimpulkan bahwa pasien kemungkinan ada penyakit bawaan.
Namun saat Ia bertanya seperti itu kepada si dokter. Terlihat dokter tak ingin memperlebar argumennya. Dokter tersebut pun berlalu meninggalkan keluarga korban yang sedang menangis histeris yang tak rela dengan cara meninggalnya Si Rizky. Dokter pun sempat meminta maaf pada keluarga pasien atas peristiwa tersebut.
Ia menambahkan, pihaknya juga menyayangkan dengan minimnya fasilitas serta sarana yang dimiliki RSUD Kota Bima. Terutama alat pendeteksi jantung yang terlihat mengalami kerusakan atau gangguan dan tak bisa dimanfaatkan.
Ia pun mengaku, sebelum dimakamkan, jenazah Rizki sempat keluar air kencing.
"Dalam pikiran kami, jangan-jangan dia masih hidup hanya saja mengalami koma. Namun karena sudah didiagnosa meninggal, akhirnya kami menguburkannya," ungkap Ibu Korban, Ririn, dikutip dari iNews.id.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima, dr Faturrahman yang dikonfirmasi atas kejadian itu mengaku, jika dirinya belum mengetahui peristiwa yang menimpa balita Rizki hingga meninggal dunia.
Faturrahman pun belum bisa menyimpulkan saat diduga kejadian ini karena mal praktek yang terjadi di RSUD Kota Bima.
"Saya belum mengetahui kejadian itu. Untuk itu, saya coba konfirmasi dulu dengan dokter yang piket semalam guna mengetahui cairan apakah yang dipakai sehingga menyebabkan balita itu meninggal dunia," jawab Direktur dikutip dari tulisan editor Edy Irawan di situs iNews.id, Kamis, 3 Maret 2022. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.