Perumahan Kadole Senilai Ratusan Miliar Jadi "Kolam Lumpur", HML Didesak Mundur Jadi Wali Kota
Keadaan banjir bandang yang merendam sebagian rumah relokasi yang ada di Lingkungan Kadole, Kelurahan Oi Fo'o, Kecamatan Raba, Kota Bima. Sabtu, 20 Maret 2021 kemarin. METEROmini/Dok |
KOTA BIMA - Berbagai macam masalah yang terjadi di wilayah Kota Bima saat ini. Pasalnya, Sabtu, 20 Maret 2021 kemarin, hujan yang masih membasahi wilayah di ujung timur yang ada di Pulau Sumbawa ini membawa kisah buruk pada beberapa titik kehidupan yang mengalami banjir bandang seperti di Kelurahan Sambinae, Panggi, Rontu dan di Lingkungan Kadole-Oi Foo tepatnya di wilayah rumah relokasi untum warga korban banjir.
Kondisi banjir di pemukiman warga untuk ditempati para korban banjir terungkap viral di sosial media. Soerotan warga pun menjurus tajam atas kebijakan Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi (HML) yang dinilai gagal merencanakan membangun ribuan rumah relokasi di Lingkungan Oi Foo yang sudah selesai pembangunannya di akhir tahun 2020 lalu.
Seorang warga di Kecamatan Raba, Rifaid menyoroti kebijakan yang dilakukan Wali Kota terkait dengan penempatan lokasi proyek rumah relokasi yang sebenarnya masalah banjir yang terjadi bisa diantisipasi sebelumnya dengan menempatkan lokasi yang cocok sesuai keterangan ahli dan ijinnya pun dipenuhi Pemkot dalam melaksanakan proyek bantuan dari BNPB RI itu.
"Kawasan Lingkungan Kadole inikan penetapan lokasi pembangunan yang kedua dalam keyakinan Wali Kota, ke depan takkan ada masalah yang terjadi di sana. Awal menjabat, Wali Kota ini membatalkan rencana pembangunan di Lokasi Sambinae karena lahan diangap tidak layak di sana. Dia memilih di Kadole dan ternyata kebijakan Wali Kota ini adalah yang terkonyol yang dilakukan pemimpin di Bima selama ini," ujar Tokoh Pemuda di Rabadompu Barat, Kecamatan Raba, Kota Bima itu, Minggu, 21 Maret 2021.
"Saat ini, setiap hujan, kawasan perumahan Kadole bangunannya selalu terendam air banjir bandang. Dan ternyata, posisinya adalah kawasan cekungan. Tempat di mana berkumpulnya air gunung. Karena memang lokasi itu bekas persawahan warga yang dijadikan pemukiman ribuan rumah dengan anggaran ratusan miliar. Dan itu semua menjadi sia-sia/ Rakyat sengsara karena diancam banjir jika hujan. Uang negara sia-sia karena rakyat sengsara tinggal di Kadole setelah direlokasi pemerintah," tandas dia.
"Setiap hujan kawasan perumahan selalu menjadi kolam lumpur yang membuat miris serta tak layak untuk tinggal di sana sampai kapanpun jika dilihat kondisi banjir yang sering terjadi. Dan yang sangat disayangkan. Dari nilai bantuan proyek pusat yang totalnya Rp166 miliar, sangat disayangkan jika seperti ini hasil yang didapatkan," tambah mantan pejuang Lutfi-Feri saat Pilkada 2018 lalu.
Atas fenomena ini, Rifaid meminta dengan hormat karena H. Muhammad Lutfi dalam kebijakannya mengelola uang negara dan malah membuat rakyat jadi sengsara seperti keadaan dan realita di perumahan Kedole sekarang. Di tambah lagi, adanya keluhan pedagang yang mengaku sengsara membuka usaha dari proyek Food Corner senilai Rp2,3 miliar di Lapangan Pahlawan.
"Berangkat dari banyaknya anggaran yang digelontorkan dan sebanding pula dengan kekecewaan dan kesengsaraan masyarakat yang harusnya dari proyek miliaran itu membuat warga lebih senang dan mudah mendapatkan kehidupan yang layak. Kondisi ini adalah cerminan dari kegagalan H. Lutfi memimpin Kota Bima saat ini," ujar Rifaid atau sehari-harinya akrab disapa Mega ini.
"Dikasih yang kelola daerah saja, rakyat sengsara dari proyek dan program yang dicanangkan Wali Kota. Bagaimana tidak dikasih uang yah? Sepemahaman kami, hanya orang kasus dan bodoh diberi uang untuk menyenangi dan mensejahterakan rakyat malah sengsara yang rakyat alami," sambung pria beristri lebih dari dua orang ini.
Dia meminta, atas kejadian kegagalan demi kegagalan dan kegaduhan demi kegaduhan yang selalu menghebohkan wwarga karena todak cakap dan lemahnya H. Lutfi memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya di setengah perjalanannya menjadi EA 1 di Kota Bima. Dengan hormat, ia berharap H. Lutfi mengundurkan diri dan jangan lagi memimpin Kota Bima yang jelas-jelas sudah gagal dalam banyak persoalan yang ada di daerah tercinta ini.
"Kami minta secepatnya H. Lutfi untuk mengundurkan diri sebagai Wali Kota Bima. Karena kami nilai beliau gagal sebagaimana diakui banyak warga Kota Bima saat ini," terang pria yang juga dipanggil Bang Boss ini.
Di sisi lainnya, Wali Kota Bima HML masih dimintai tanggapannya atas pemberitaan ini. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.