Keluarga Korban Kena Panah Nilai Kerja Polsek Lamban, Jalan Negara di Sape Diblokir
https://www.metromini.info/2019/01/keluarga-korban-kena-panah-nilai-kerja.html
Ilustrasi kemacetan kendaraan akibat blokir jalan negara yang dilakukan warga di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Sabtu (12/1/2019) malam. METROMINI/Dok |
Akibat kejadian itu, keluarga korban yang merasa kinerja pihak Polsek Sape lamban dalam merespon keinginan warga dan mengungkap atau menangkap pelaku. Akhirnya, malam ini (Sabtu, 12 Januari 2019, red), ratusan keluarga korban yang berasal dari berbagai desa di Sape memblokir jalan negara, tepatnya di depan SDN 2 Desa Rasabou atau di depan kantor UPT Dinas Dikbudpora Kecamatan Sape.
"Kami memblokir jalan karena menilai kerja aparat lamban sekali. Dan tidak menindaklanjuti keinginan warga atau menangkap pelaku yang telah memanah keluarga kami bernama Fikar seminggu yang lalu di Pelabuhan Sape," ucap Nas kepada Metromini, malam ini
Kata Nas, dalam kasus tersebut ada beberapa pelaku yang diketahui masih berusia pelajar dan berinisial D, F dan S. Beberapa hari setelah kejadian, pelaku yang diduga dari Desa Parangina, melalui keluarganya mencoba untuk membuat kesepakatan damai, karena dua pihak masih ada hubungan keluarga.
"Keinginan damai dari pihak pelaku, kami dari keluarga korban menyepakati saat itu. Namun, meminta damainya di kantor Polsek Sape," ujar Nas.
Ia mengatakan, masyarakat yang menilai lambannya respon pihak Kepolisian akhirnya memilih memblokir jalan malam ini dan sekarang sedang ada pembahasan bersama aparat dalam memproses kasus kasus yang dialami sorang siswa SMA Muhammadiyah yang terkena panah, seminggu yang lalu.
Selain itu, kata dia, pihak keluarga korban mendesak Kepolisian agar segera menangkap para pelaku yang diduga ada tiga nama dalam kasus ini. Dan ia meminta, Kapolres Bima Kota untuk mengevaluasi keberadaan Polsek Sape dalam menjalankan tugas dan fungsinya menjaga keamanan yang dinilai warga sangat lamban dalam merespon pengaduan maupun laporan selama ini.
"Kami menilai kinerja Polsek Sape sangat lamban. Dan kami minta jika tidak ada fungsinya lebih baik ditiadakan saja. Karena setiap laporan, jarang mau ditindaklanjuti oleh Kapolsek dan anak buahnya," terang Nas.
Ia menambahkan, tidak hanya Polsek Sape, kinerja di Polsek Lambu pun disorotnya. Pasalnya, beberapa hari yang lalu. Diduga seorang warga asal Desa Naru, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima melakukan pengancaman dengan menggunakan senjata api rakitan dan juga membawa parang ke rumah warga yang ada di Dusun Melayu, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima.
"Saya tidak tahu persis apa masalahnya. Namun oknum warga Desa Naru, Kecamatan Sape berinisial S dan kawan-kawannya mendatangi rumah korban bernama Mukri dan Ihdan di Dusun Melayu, Desa Soro, Kecamatan Lambu," ungkapnya.
Saat kejadian itu, kata dia, terduga pelaku pengancaman ini sempat dicegat oleh seorang Babinsa dan akhirnya akibat insiden itu, pihak korban melaporkan ke Polsek Lambu dan yang menjadi saksi adalah Babinsa atas insiden tersebut.
"Dari pengaduan yang disampaikan korban, sampai sekarang belum ditindaklanjuti oleh pihak Polsek Lambu. Padahal pengancaman yang dilakukan diduga membawa senjata api rakitan dan juga senjata tajam saat itu," terangnya.
Dia menambahkan, beberapa kasus yang terjadi di Kecamatan Sape dan Lambu, respon pihak Polsek sangat lamban. Dan akhirnya tindakan hukum sendiri menjadi pilihan bagi masyarakat dalam mencari keadilan di Kecamatan Sape maupun di Kecamatan Lambu.
"Kasus kecil saja jarang ditindaklanjuti. Dan kami meminta pihak Kepolisian untuk mengevaluasi keberadaan polsek di dua kecamatan yang terletak di ujung timur Kabupaten Bima ini," pungkasnya.
Sementara itu, terkait dua kasus yang diungkap warga asal Desa Naru, Kabupaten Bima. Polsek Sape dan Polsek Lambu masih dikonfirmasi lebih lanjut. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.